MATA INDONESIA, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2020 secara mengejutkan turun hingga 2,97 persen atau berkontraksi dari triwulan I 2019 yang sebesar 5,07 persen. Posisi ini juga lebih rendah dari kuartal IV 2019 yang tercatat 4,97 persen.
Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, pertumbuhan kuartal I tahun ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan full year tahun 2020 berpotensi akan lebih rendah.
Lantaran di kuartal I ini terlihat jelas bahwa sektor yang berkaitan dengan pariwisata terkena dampak dari adanya covid-19. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan sektor akomodasi, makanan dan minuman yang pertumbuhannya mengalami kontraksi minus 3,54 persen, sektor transportasi dan pergudangan juga mengalami hal serupa dengan tumbuh minus 6 persen.
“Indikasi terakhir yaitu pertumbuhan ekonomi provinsi Bali yang mengalami kontraksi hingga minus 6 persen,” ujarnya kepada Mata Indonesia, Jumat 8 Mei 2020.
Yusuf pun mengatakan bahwa pemerintah perlu mengantisipasi efek lanjutan dari wabah corona, seperti penambahan tingkat pengangguran dan kemiskinan.
Maka pemerintah dianjurkan untuk melakukan percepatan dan ketepatan penyaluran bantuan. Pemerintah juga perlu melakukan evaluasi penyaluran bantuan.
“Apakah sudah tepat atau belum, hal ini penting untuk mempertahankan pertumbuhan konsumsi atau daya beli di sektor swasta, jangan sampai ikutan jeblok di kuartal II,” katanya.
Sementara untuk masyarakat, Yusuf mengharapkan agar tetap mematuhi PSBB. Selain itu, perlu menggerakan kegiatan sosial untuk membantu warga sekitar dengan inisiasi dari ketua RT.