MATA INDONESIA, JAKARTA – Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM bersama Kementerian BUMN meluncurkan program Solar untuk koperasi (Solusi) nelayan guna menyejahterakan nelayan kecil. Hal ini merupakan bentuk dukungan pemerintah untuk mengurangi dampak kenaikan BBM yang dirasakan nelayan.
Menteri Koperasi (Menkop) dan UKM Teten Masduki, menjelaskan bahwa sekitar 60 persen biaya produksi nelayan untuk bahan bakar.
”Ini merupakan B2B antara Pertamina dengan koperasi dan pembiayaannya dari BRI karena ini hanya sekitar Rp250 jutaan,” ujar Teten dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Kamis 23 September 2022.
Di Indonesia saat ini ada sekitar 11 ribu desa nelayan. Namun, jumlah SPBU yang tersedia hanya ada sekitar 388 SPBU. “Jadi selama ini para nelayan kecil yang kami address membeli solar di atas harga SPBU antara Rp6-Rp10 ribu,”
Pihaknya telah mengusulkan pengadaan pertashop mini di setiap desa dengan berbasis koperasi. Selain itu membangun sistem digital di koperasi menggunakan nama dan alamat nelayan calon penerima bantuan agar tepat sasaran. “Kuota solar ada, pembiayaan ada, dan ada metodenya. Jadi ini mudah-mudahan akan lancar,” katanya.
Program Solusi ini telah muncul di Cilacap, Jawa Tengah pada Sabtu 17 September 2022. Para nelayan yang mendapatkan subsidi hanya yang telah terdata berdasarkan nama dan alamat serta membawa barcode saat mengantre.
“By name by addres, kebutuhan nelayan terdata, dan para nelayan bawa barcode. Misalnya perhari dapat (jatah) 10 liter dikali sebulan 260 lah. Jadi mereka akan aman,” katanya.