MATA INDONESIA, JAKARTA – Ormas Front Pembela Islam (FPI) secara resmi sudah tidak memiliki izin untuk menjalankan aktivitasnya. Namun bukan berarti anggotanya ditelantarkan bahkan dimarjinalkan dari masyarakat. Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menegaskan bahwa bisa anggotanya bisa dirangkul dengan melakukan pembinaan dan pedekatan lunak.
“Ormas yang sudah bubar bisa dirangkul kembali dengan catatan harus dilakukan pembinaan, dilakukan kontra narasi dan juga kontra radikal,” kata Islah kepada Mata Indonesia News, Sabtu 20 Februari 2021.
Tujuannya supaya nilai-nilai nasionalisme dan Pancasila bisa ditanamkan dalam diri para mantan anggota FPI. Terlebih mayoritas dari para mantan anggota FPI memiliki militansi yang tinggi sehingga dinilai mampu menerima serta mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dengan cepat dan tepat.
“Sebenarnya orang-orang FPI ini adalah orang-orang yang harus dirangkul karena bagaimana pun dia punya militansi tinggi dan pernah terpapar,” kata Islah.
Namun pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk merealisasikan hal ini. Maka peran dari ormas-ormas agama yang moderat penting untuk turut berkontribusi menyebarkan sikap toleransi dan saling menghormati antar umat beragama.
“Pembinaan , approaching bisa dialkukan dan disebarkan melaui ormas keagaaman yang sifatnya kebangsaan kemajemukan dan toleransi,” kata Islah.
Upaya ini sudah pernah dikemukakan oleh Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) yakni mengusulkan agar simpatisan FPI bergabung dengan ormas lain yang memiliki pandangan moderat seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Dua ormas tersebut memiliki pandangan keislaman washatiyah sehingga dakwah yang dilakukan mudah diterima masyarakat.