Pemasok Senjata ke KSP Sering Gunakan Areal Gereja

Baca Juga

MATA INDONESIA, NABIRE – Paniel Kogoya yang ditahan Satgas Nemangkawi Papua, adalah seorang pendeta yang disebut sering melakukan transaksi jual-beli senjata di sekitar gereja.

Sebagai pemasok senjata ke kelompok Egianus Kogoya, Paniel sudah diincar aparat keamanan bahkan telah masuk daftar pencarian orang (DPO) Polda Papua.

Seorang jemaat Gereja Advent Kali Bobo, Nabire yang menolak disebut namanya membenarkan sepak terjang Paniel dan kini merasa lega setelah yang bersangkutan ditangkap Satgas Nemangkawi

“Sebagai jemaat tentu saja saya merasa miris, tetapi jika melihat koflik secara menyeluruh yang sudah mengakar di Papua, penangkapan kepada Paniel Kogoya patut diapresiasi. Di Puncak kemarin kelompok teroris ini sudah memberi ketakutan dengan membunuh,” ujar narasumber tersebut.

Sebelum ini, Peniel Kogoya diketahui pernah menjadi kontraktor proyek pengadaan solarsel penerangan seribu rumah di Intan Jaya.

Dia telah masuk daftar pencarian orang (DPO) Ditreskrimum Polda Papua sejak 9 Januari 2021. Penetapan tersebut berkat keterangan tersangka kepemilikan senjata api ilegal, yakni Didy Chandra (DC) dan Fuad Arisetyadi (FA).

Dari hasil BAP terhadap Didy Candra yang menjadi tersangka jual beli senjata api dan amunisi yang ditangkap 21 Oktober 2020 di Nabire, diketahui Peniel Kogoya telah beberapa kali melakukan transaksi.

Paniel Kogoya yang kini sudah menjadi tahanan Satgas Nemangkawi mengakui telah membeli empat pucuk senjata yang diberikan ke kelompok teroris Nduga yang ada di Intan Jaya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini