Peluang Pilpres 2024, PKS Tetap Unggulkan Salim Segaf Al-Jufri

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejumlah tokoh punya peluang untuk menjadi presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.  Survei Saiful Mujani Research and Center (SMRC), pada Kamis 7 Oktober 2021 menyebutkan jika pilpres digelar hari ini Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menempati urutan pertama. Ia terpilih oleh 20,7 persen responden

Urutan kedua adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan tingkat elektabilitas 19 persen. Kemudian Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menempati urutan ketiga dengan angka 14,3 persen responden.

Menyusul Menparekraf Sandiaga Uno di posisi keempat dengan perolehan angka 6,5 responden dan Mensos Tri Rismaharini urutan ke lima dengan tingkat elektabilitas 4,6 persen.

Menanggapi survei tersebut, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menegaskan pihaknya masih tetap akan mengusung Habib Salim Segaf Al-Jufri sebagai tokoh politik. Mardani menjelaskan, PKS masih fokus untuk mempopulerkan Ketua Majelis Syuro PKS itu untuk konteslasi pemilu kedepan terutama menjelang Pilpres 2024.

”Kami mengapresiasi munculnya tokoh-tokoh muda, di antara top five (hasil survei) ini isinya anak muda, ada Anies, Ganjar, Bang Sandi, Kang RK dari lima itu sama Pak Prabowo yang juga berjiwa muda,” ujar Mardani dalam webinar Rilis Survei Saiful Mujani Research and Center (SMRC).

“Tapi sebagai partai kader, Habib Segaf Al-Jufri sebagai tokoh nasional yang sedang kita kokohkan. Kita minta publik untuk menilai,” katanya.

Mardani berpandangan bahwa Pilpres 2024 masih panjang dan masih banyak hal dapat terjadi secara tiba-tiba. ”Sehari dalam dunia politik berbeda dengan sehari untuk dunia orang biasa. Pagi bisa memilih A, siang B, malamnya A lagi tiba-tiba besok memilih E,” katanya.

“Jadi dunia politik akan selalu indah bagi politisi karena melahirkan orang-orang tangguh. Bukan follower tapi trendsetter,” ujar Mardani.

Survei SMRC berlangsung pada 15-21 September 2021 dengan melibatkan 981 responden. Dalam survei ini, metodenya adalah wawancara langsung dengan metode multistage random sampling.

Margin of error survei ini sebesar 3,19 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Media Sosial sebagai Alat Propaganda: Tantangan Etika dalam Pengelolaan oleh Pemerintah

Mata Indonesia, Jakarta - Di era digital, media sosial telah menjadi saluran utama komunikasi massa yang memfasilitasi pertukaran informasi dengan cepat. Dalam kerangka teori komunikasi, media sosial dapat dilihat sebagai platform interaksi yang bersifat dialogis (two-way communication) dan memungkinkan model komunikasi transaksional, di mana audiens tidak hanya menjadi penerima pesan tetapi juga pengirim (prosumer). Namun, sifat interaktif ini menghadirkan tantangan, terutama ketika pemerintah menggunakan media sosial sebagai alat propaganda.
- Advertisement -

Baca berita yang ini