Pele Turut Berduka Tragedi Kanjuruhan: Kekerasan Tidak Cocok dengan Olahraga

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Legenda sepak bola Brasil, Pele turut berduka cita atas tragedi Kanjuruhan. Dia menyebut, kekerasan tidak cocok dengan olahraga.

Tragedi Kanjuruhan menjadi sorotan dunia. Kerusuhan usai pertandingan Arema melawan Persebaya, Sabtu 1 Oktober 2022 itu menelan 131 korban jiwa dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Kerusuhan bermula dari suporter Arema yang masuk ke lapangan karena kecewa tim asuhannya kalah. Polisi berusaha menghalau dengan cara menembakkan gas air mata. Tak hanya ke lapangan, polisi juga menembakkan gas air mata ke tribune penonton yang menyebabka kepanikan.

Akhirnya, penonton di tribune berhamburan menuju pintu keluar karena tembakan gas air mata itu. Terjadi penumpukan penonton, ada yang terinjak-injak, hingga kehabisan napas. Situasi makin kacau ternyata pintu keluar masih terkunci.

Pele mengaku prihatin dengan tragedi tersebut. Dia menyebut, kekerasan tidak cocok dengan olahraga.

“Akhir pekan ini, kita menyaksikan salah satu bencana terbesar dalam sejarah sepak bola. Setidaknya ada 32 anak-anak, di antara 125 orang yang tewas,” ujarnya.

“Saya mendoakan kedamaian dan rasa cinta pada seluruh orang Indonesia. Kekerasan tidak cocok dengan olahraga. Tidak ada rasa sakit kekalahan yang bisa membenarkan kita kehilangan cinta kepada sesama. Olahraga harus selalu menjadi wujud cinta,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini