Pelatihan Vokasi Optimalkan Peran Perempuan di Sektor Industri

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kesetaraan gender di Indonesia memiliki pengaruh terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Sebuah studi dari Mckinsey Global Institute Report (2015), menyatakan bahwa kesetaraan gender menjadi salah satu faktor meningkatnya GDP.  Sebesar USD 135 juta pada tahun 2025.

“Oleh karena itu, kami terus menjalin kerja sama dengan berbagai mitra. Baik di dalam maupun luar negeri. Untuk dapat meningkatkan partisipasi peran perempuan dalam membangun sektor industri dan ekonomi,” ujar  Kepala BPSDMI Kemeperin, Arus Gunawan.

Beberapa waktu lalu, BPSDMI Kemenperin bersama Prospera menggelar Webinar Hari Perempuan Internasional 2022. Bertajuk ‘Mematahkan Bias’ dalam TVET dan STEM (International Women’s Day Webinar 2022: ‘Break the Bias’ in TVET and STEM).

”Kegiatan itu merupakan salah satu wujud kepedulian Kemenperin pada kesetaraan gender. Dan upaya untuk mendorong peran perempuan dalam bidang Technical and Vocational Education and Training (TVET). Serta Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Sehingga bisa lebih kompeten dan berdaya saing sesuai kebutuhan saat ini,” kata Arus.

Peserta kegiatan tersebut adalah seluruh unit pendidikan di lingkungan Kemenperin. Beserta perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Kementerian Tenaga Kerja.

Berdasarkan data BPS Agustus 2021, jumlah pekerja perempuan pada sektor industri mencapai 43,82% dari total pekerja sektor industri yang berjumlah 18,69 juta orang. Sementara itu, komposisi perempuan terdiri dari 12% dari semua lulusan jurusan terkait STEM di Indonesia.

Menurut Direktur Prospera David Nellor, perempuan menyumbang 54% dari angkatan kerja Indonesia sehingga memiliki potensi pertumbuhan yang luar biasa. Penting bagi ekosistem pendidikan dan pelatihan Indonesia, lingkungan kerja, dan industri untuk mendukung dan inklusif terhadap partisipasi dan pemberdayaan perempuan yang lebih besar.

“Pandemi Covid-19 ternyata menyebabkan ‘she-cession’, atau resesi dihadapi perempuan yang cenderung menerima imbas lebih besar dari pandemi ini,” kata David Nellor.

Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri BPSDMI Kemenperin, Restu Yuni Widayati mengungkapkan bahwa telah banyak tindakan pemerintah, industri, dan unit pendidikan dalam rangka meningkatkan peran perempuan dalam bidang TVET dan STEM.

Misalnya, Prospera melaksanakan asesmen berbasis gender terhadap unit pendidikan di lingkungan Kemenperin dengan melakukan analisis awal terhadap data dosen, guru, dan siswa, serta program studi.

Kajian awal tersebut menunjukkan bahwa siswi perempuan mayoritas ada pada soft STEM, dan sedikit yang masuk dalam hard STEM.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Berikan Paket Stimulus Demi Jaga Daya Beli Masyarakat TerdampakPenyesuaian PPN 1%

Oleh : Rivka Mayangsari*) Perekonomian global dan domestik yang terus menghadapi ketidakpastian menuntut kebijakan yang cerdas dan tepat sasaran untuk menjaga daya...
- Advertisement -

Baca berita yang ini