Pejabat Militer AS soal Afganistan dan Dialog Damai dengan Taliban yang Menjijikkan

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Pentagon telah menyetujui rencana penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) di Afganistan. Namun, AS masih akan mempertahankan dua pangkalan militer.

Sebagaimana diketahui, Presiden Donald Trump memutuskan untuk memangkas jumlah pasukan menjadi 2,500 pada pertengahan Januari nanti. Keputusan Presiden Trump menarik 2,000 pasukan di bumi Afganistan menyisakan banyak tanya yang belum terjawab tentang misi militer AS di masa depan, usai Trump melepaskan jabatannya pada 20 Januari 2020.

Di acara yang diselenggarakan oleh Brooking Institute, Kepala Staf Gabungan, Jenderal Angkatan Darat, Mark Milley memberikan rincian pertama mengenai penarikan pasukan AS. Ia mengatakan, selain dua pangkalan militer terbesar, AS juga tetap akan mempertahankan beberapa pangkalan satelit.

Selain itu, ia memastikan bahwa AS akan melanjutkan dua misi inti, yakni membantu pasukan keamanan Afganistan yang masih terperangkap dalam konflik dengan gerilyawan Taliban dan melakukan operasi kontraterorisme melawan ISIS dan militan al Qaeda.

Akan tetapi, Milley tidak mengungkapkan secara rinci pangkalan militer mana di Afganistan yang akan ditutup. Ia enggan berspekulasi mengenai apa yang mungkin diputuskan oleh Presiden AS terpilih, Joe Biden.

“Apa yang terjadi setelah itu, semua tergantung pada pemerintahan baru,” kata Milley, melansir Reuters, Kamis, 3 Desember 2020.

Ketika AS bersiap menarik lebih banyak pasukan, pemerintah Afganistan mencapai kesepakatan awal untuk melanjutkan pembicaraan damai dengan perwakilan Taliban. Ini merupakan kesepakatan tertulis pertama kedua pihak setelah berperang selama 19 tahun.

Milley mengatakan, AS mencapai sedikit kesuksesan di Afganistan. Ia menekankan, betapa pentingnya dialog damai, bahkan ketika dia mengakui ide untuk duduk bersama pihak Taliban adalah hal yang menjijikkan bagi sebagian orang.

“Tetapi itu sebenarnya cara paling umum untuk mengakhiri pemberontakan, adalah melalui penyelesaian negosiasi pembagian kekuasaan,” tuntas Milley.

Taliban digulingkan dari kekuasaan tahun 2001 oleh pasukan pimpinan AS karena menolak menyerahkan pendiri Al Qaeda, Osama bin Laden, yang diyakini sebagai arsitek dari serangan 11 September di Negeri Paman Sam. Sejak saat itu, pemerintah yang didukung AS telah memegang kekuasaan di Afganistan, meskipun Taliban memiliki kendali atas wilayah yang luas di negara itu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tegaskan Bansos Harus Bermanfaat, Bukan Alat Judi Daring

Oleh : Wiliam Pratama Bantuan sosial (bansos) yang disalurkan oleh pemerintah merupakan bentuk nyata kepeduliannegara terhadap masyarakat yang terdampak situasi ekonomi. Di tengah tekanan daya beliakibat fluktuasi harga kebutuhan pokok, bansos menjadi instrumen penting untuk menjagastabilitas sosial, membantu keluarga kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar, sertamenjadi penguat daya tahan rumah tangga. Namun di balik niat baik itu, terdapat tantanganserius: penyalahgunaan bansos untuk praktik Judi Daring yang merusak sendi ekonomi dan moral masyarakat. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, secara tegas mengingatkan masyarakatpenerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) agar tidak menyalahgunakan dana bantuan untukaktivitas yang kontraproduktif. Dalam kunjungannya ke Kota Pekanbaru, Wapres meninjaulangsung proses penyaluran BSU yang diberikan kepada pekerja sektor informal dan buruhterdampak ekonomi. Ia menekankan bahwa bansos ini bukan untuk dibelanjakan pada kegiatan spekulatif seperti Judi Daring, tetapi harus digunakan untuk memenuhi kebutuhanpokok dan memperkuat ekonomi keluarga. Peringatan Wapres Gibran bukan tanpa dasar. Praktik Judi Daring saat ini telah menjangkitiberbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada dalam tekanan ekonomi. Dengandalih “mencari keberuntungan,” sebagian masyarakat justru terjebak dalam pusaran hutangdan ketergantungan. Hal ini sangat ironis, karena dana yang disediakan negara sebagaipenopang hidup justru berpotensi menjadi jalan kehancuran jika tidak digunakan secara bijak. Hal senada juga ditegaskan oleh Gubernur Jawa...
- Advertisement -

Baca berita yang ini