MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Pasukan keamanan di barat daya Iran menangkap dua aktivis sipil Arab Iran pada Rabu (9/12). Sebuah kelompok hak asasi manusia mengungkapkan, keduanya ditangkap dengan tuduhan yang tidak mendasar.
Pasukan keamanan menangkap Fatima Tamimi dan Maryam Ameri di kampung halaman mereka di Mahshahr, sebuah kota di provinsi yang kaya akan minyak, Khuzustan. Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia (HRNA), sebuah situs berita yang dijalankan oleh kolektif pembela hak asasi manusia Iran melaporkan.
Melansir English al Arabiya, Jumat, 11 Desember 2020, pihak HRANA mengungkapkan bahwa alasan penangkapan kedua aktivis tersebut dan keadaan mereka saat ini belum jelas.
Tamimi merupakan ibu dua anak berusia 39 tahun. Ia seorang pembuat film yang telah memproduksi beberapa film dokumenter pendek mengenai kemiskinan, kecanduan, pengangguran, dan masalah sosial bagi orang Arab di Iran.
Tamimi dan Ameri dilaporkan merekam cerita-cerita tradisional Arab, lagu-lagu pengantar tidur, dan lagu dari berbagai desa di provinsi Khuzestan sebagai bagian dari proyek sejarah lisan.
Otoritas Iran tidak toleran terhadap berbagai aktivitas budaya etnis. Tak main-main, mereka kerap menangkap aktivis sipil dan budaya Arab atas tuduhan separatisme.