Pandemi Covid-19 Dorong Transformasi Digital UMKM

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pandemi covid-19 mendorong kenaikan secara signifikan jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bertransformasi digital ke e-commerce. Hal itu dikatakan oleh Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya.

Di awal pandemi, lanjutnya, hanya terdapat 8 juta UMKM yang terdigitalisasi, tetapi di bulan lalu sudah ada 18,5 juta UMKM yang onboarding.

“Ini meningkat sekitar 130 persen dari total UMKM yang go digital. Hal ini membuat tugas kita semakin mudah untuk mencapai target 30 juta UMKM terdigitalisasi di tahun 2024,” katanya.

Lebih lanjut, ia menganggap pandemi menjadi momentum terbaik bagi sektor UMKM untuk bergerak cepat dalam memanfaatkan secara maksimal sarana teknologi informasi.

Peningkatan jumlah UMKM yang terdigitalisasi diiringi pula dengan kenaikan ekonomi nasional pada kuartal 1 tahun 2022, yakni 5,01 persen secara tahunan (year on year). Dalam hal ini, pemerintah dinilai berhasil menjaga ketahanan ekonomi selama masa pandemi.

Peningkatan pemakaian teknologi informasi dari para pelaku bisnis, terutama UMKM, menjadi salah satu alasan atas kepulihan ekonomi Indonesia lebih cepat.

“Dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap sektor UMKM yang menjadi salah satu dari tulang punggung perekonomian Indonesia dapat teratasi,” ungkap Eddy.

Seperti diketahui, pihaknya memiliki empat strategi transformasi UMKM dan koperasi menjadi lebih modern.

Pertama ialah transformasi usaha informal ke formal, lalu digitalisasi usaha, kemudian transformasi rantai nilai golbal, dan modernisasi koperasi.

“Kita juga menghadirkan koperasi modern yang berarti kita memanfaatkan digitalisasi dan modernisasi untuk koperasi, sehingga lebih mudah dijalankan. Antara lain menggunakan pembayaran secara digital (digital payment) dan memudahkan peminjaman ke bank,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini