Pandemi Covid-19 buat UMKM Mampu Adopsi Transformasi Digital

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kondisi pandemi Covid-19 membuat para pelaku UMKM mampu mengadopsi transformasi digital sejalan dengan perubahan perilaku konsumen yang terjadi.

Hal itu disampaikan Ekonom senior sekaligus Founder CORE Indonesia Hendri Saparini.  

“Kita tahu semua orang sepakat bahwa perilaku konsumen saat pandemi pasti berubah. Dalam survei itu, ternyata perilaku dari pelaku usahanya juga berubah,” katanya dari Jakarta, Kamis 29 September 2021.

Menurut Hendri, banyaknya pelaku UMKM yang ikut mengadopsi digitalisasi menepis kekhawatiran soal transformasi digital yang tengah digalakkan pemerintah.

“Artinya tidak perlu ada kekhawatiran bahwa transformasi yang terjadi, perubahan yang terjadi di sisi konsumen tidak diikuti oleh mereka para pelaku usaha (UMKM). Ternyata mereka melakukan itu, artinya mereka dengan cepat adopsi itu,” katanya.

Dirinya mengatakan adanya education gap di Indonesia karena masih banyaknya masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah. Namun, menurut dia, mereka yang berpendidikan rendah pun ternyata mengalami literasi atau inklusi keuangan selama pandemi.

“Artinya, mereka yang pendidikan rendah pun, mereka jadi kenal tabungan, transaksi, transfer, pinjaman. Ternyata diawali digitalisasi dengan pembayaran ini, menjadikan peluang-peluang tersebut bisa dilakukan,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangarepan mengatakan untuk mendorong pemanfaatan transformasi digital, pemerintah telah menggelar sejumlah program diantaranya UMKM Go Online hingga Gernas Literasi Digital.

“Penjualan bisa meningkat kalau punya akses sistem pembayaran yang mudah. Maka, sistem pembayaran elektronik ini hadir untuk ikut membangun ekosistem yang kuat,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Percepat Digitalisasi Sekolah Rakyat, Pemerintah Jalin Kolaborasi Lintas Sektor

Oleh: Laras Indah Sari Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus mengakselerasi upayadigitalisasi pendidikan nasional melalui program Sekolah Rakyat. Skema kolaborasi lintassektoral pun digencarkan untuk mewujudkan transformasi digital yang menyeluruh dalampelaksanaan program pendidikan bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem tersebut. Kementerian Sosial bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI untuk mempercepat digitalisasi tata kelola Sekolah Rakyat. Dukungan BNI akan mencakupsistem administrasi digital bagi siswa dan guru mulai dari proses penerimaan peserta didikbaru, kartu pintar siswa, absensi elektronik, hingga Learning Management System (LMS) yang terintegrasi.  Selain itu, BNI juga menyiapkan sistem pengelolaan penyaluran dana dari Kemensos kesekolah, payroll guru, transaksi mitra seperti catering dan laundry, serta dashboard monitoring keuangan sekolah yang seluruhnya menggunakan sistem cashless melalui QRIS dan BNIdirect. Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menilai digitalisasi menjadi kunci penting untukmodernisasi tata kelola Sekolah Rakyat. Menurutnya, digitalisasi administrasi akan membuatpengelolaan sekolah menjadi lebih efisien, transparan, dan minim kebocoran anggaran.  Melalui dashboard, pemerintah dapat memantau langsung data absensi, konsumsi gizi siswa, hingga kondisi keuangan sekolah secara real-time. Sistem digital BNI diharapkan dapatsegera direalisasikan dan diuji coba agar bisa langsung digunakan pada masa orientasi siswayang dimulai pada 14 Juli mendatang. Saat ini, proses renovasi gedung telah rampung, guru telah disiapkan, dan langkah berikutnya ialah pemasangan alat, kartu siswa, sistem absensi, serta dashboard laporan yang terintegrasi. Program Sekolah Rakyat hadir sebagai bentuk intervensi pemerintah untuk memutus matarantai kemiskinan struktural melalui jalur pendidikan. Sekolah Rakyat dirancang khususmenjangkau anak-anak dari keluarga desil 1 dan 2 dalam Data...
- Advertisement -

Baca berita yang ini