MATA INDONESIA, JAKARTA – Ekonomi Indonesia diprediksi baru akan berbalik positif atau mulai pulih pada kuartal II tahun 2021 mendatang, menurut ekonom senior Faisal Basri.
Ia berkata, pemulihan ekonomi di Tanah Air akan lebih lambat dibandingkan negara lain yang setara atau peers.
“Saya perkirakan ekonomi akan terkontraksi relatif lebih lama dari negara peers, jadi baru positif pada kuartal II tahun depan,” kata Faisal dalam webinar, Kamis 26 November 2020.
Menurut Faisal, ekonomi Indonesia masih minus hingga kuartal I 2021. Ia memprediksi laju ekonomi Januari-Maret minus 0,7 persen.
“Mengingat virus akan mencapai puncak pada Januari 2021. Jadi kuartal II 2021 baru positif,” ujar Faisal.
Sebagai catatan, Faisal mengingatkan, bahwa kondisi pandemi akan sangat berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi nasional. Jika pemerintah berhasil meredam penularan virus dalam waktu cepat, maka ekonomi akan mudah pulih.
“Solusi kembali pada virus, kendalikan, kendalikan, kendalikan. Ini akan otomatis mendorong ekonomi tumbuh positif,” kata dia.
Prediksi Faisal sejalan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Bendahara negara menyatakan Indonesia baru memasuki fase pemulihan pada kuartal II 2021. Namun, fase pembalikan ekonomi dari kontraksi 5,32 persen pada kuartal II 2020 lalu dimulai pada kuartal III.
Ekonomi domestik tercatat minus 3,49 persen pada kuartal III 2020. Angkanya masih minus, namun tak sedalam dibandingkan dengan kuartal II 2020.
Sri Mulyani berharap ekonomi Indonesia dapat kembali ke level 5 persen pada tahun depan. Sementara, ia memperkirakan ekonomi pada 2020 masih berada di kisaran minus 0,6 persen hingga minus 1,7 persen.