MATA INDONESIA, JAKARTA – Presiden Jokowi sudah dalam jalurnya membangun kemandirian energi untuk Indonesia. Sayang banyak pembantunya di kabinet yang sibuk memikirkan bisnisnya sehingga terkesan menghambat program itu.
Hal itu diungkapkan pengamat pertambangan dan energi Hanifa Sutrisna kepada Mata Indonesia, Kamis, 18 Juni 2020.
“Mudah-mudahan para pebisnis yang sekarang menjadi regulator kembali ke cita-cita awal Pak Jokowi yang ingin dibantu orang-orang profesional untuk bekerja demi kepentingan bangsa dan negara,” ujar Hanifa.
Salah satu bentuk kemandirian energi yang diimpikan Presiden Jokowi adalah program pembangkit listrik 35 ribu MegaWatt.
Saat ini, menurut Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini yang sudah terealisasi baru 23 persen atau 8.137 MegaWatt. Sedangkan yang sudah memasuki tahap konstruksi mencapai 63 persen atau 18.941 MegaWatt.
Menurut Hanifa, jika program itu selesai, maka Indonesia akan mengalami over supply listrik. Dia berharap tenggat penyelesaian program itu pada 2023 bisa tercapai.