Pakar Migas: Pemerintah Diminta Kaji Ulang Penerima Gas Bersubsidi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Rencana pemerintah mencabut subsidi LPG (Liquefied Petroleum Gas) 3 kg di pasaran, mendapat sorotan dari Pakar Minyak dan Gas, Mamit Setiawan.

Menurutnya bahwa pemerintah masih harus melakukan kajian ke lapangan secara berulang-ulang. Sebab realita di lapangan gas LPG bersubsidi ini banyak dinikmati oleh kalangan yang tidak masuk dalam kategori.

“Sejauh ini saya melihatnya pemerintah belum mengacu atau menuju ke arah sana, untuk menghilangkan subsidi LPG 3 kg. Tetapi kita melihat bagaimana mengendalikan konsumsi LPG 3 kg,” kata Mamit Setiawan kepada Mata Indonesia News.

“Maksudnya LPG 3 kg memang tepat sasaran kepada orang-orang berhak. Karena dalam realitanya sampai sejauh ini, justru LPG 3 kg dinikmati oleh orang-orang yang tidak masuk kategori miskin. Jadi memang saat ini perlu pengendalian terhadap distribusi LPG 3 kg,” sambungnya.

Mamit menuturkan bahwa salah satu yang sedang dikaji adalah sistem distribusi tertutup. Artinya, mereka yang memiliki Kartu Indonesia Sehat atau Kartu Indonesia Sejahtera berhak mendapatkan subsidi LPG 3 kg.

“Jadi tidak benar bila LPG 3 kg akan dihilangkan. Jadi lebih ke bagaimana kita dapat mengendalikan konsumsi maupun distribusi LPG 3 kg agar tepat sasaran. Dan inilah yang sedang dikaji oleh pemerintah dalam rangka mengendalikan LPG 3 kg,” tuntasnya.

Adapun dalam paparan Ditjen Migas, penyaluran LPG 3 kg pada tahun 2020 mencapai 7,14 juta metrik ton. Sementara, Menteri ESDM Arifin Tasrif telah menerbitkan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 253.K/12/MEM/2020 tentang Harga Patokan Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini