MINEWS, JAKARTA-Ibu kota Jakarta, Rabu 31 Juli 2019 pagi ini masih menjadi salah satu kota di dunia dengan udara paling berpolusi. Data AirVisual menunjukkan kualitas udara Jakarta menempati peringkat kedua dengan kondisi udara tidak sehat.
Terpantau dari situs Air Visual Rabu 31 Juli 2019 pukul 08.02 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 165. Artinya kualitas udara di Jakarta tidak sehat. Ranking polusi ini tidak tetap dan dapat berubah sewaktu-waktu.
AQI merupakan indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu daerah. AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, seperti PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.
Rentang nilai dari AQI adalah 0 sampai 500. Makin tinggi nilainya menunjukkan Makin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut. Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.
AQI 155 di DKI Jakarta berarti kualitas udara di Ibu Kota tidak sehat (unhealthy). AirVisual merekomendasikan agar kelompok sensitif mengurangi aktivitas di luar ruangan. Setiap orang perlu mengenakan masker polusi. Ventilasi tidak dianjurkan. Pemurni udara perlu dinyalakan bila udara dalam ruangan tidak sehat.
Jika pada Selasa (30/7) lalu Jakarta menempati posisi pertama kota di dunia dengan udara paling berpolusi, pagi ini kota dengan udara paling berpolusi pertama diduduki Kota Ulaanbaatar, Mongolia dengan AQI 190 lalu diikuti Jakarta, Dubai dan Kuwait.