MATA INDONESIA, MANILA – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte telah menyusun daftar calon penerusnya. Sebagaimana diketahui, Duterte akan lengser dari jabatannya pada Juni 2022 dan dalam konstitusi Filipina, ia tidak diperbolehkan lagi untuk mencalonkan diri.
Meski begitu, partainya mendorong Duterte untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Resolusi partai itu membuka pintu bagi Duterte untuk tetap menduduki jabatan tinggi di pemerintahan. Ini hal yang biasa terjadi di Filipina.
Terlepas dari saran pencalonan sebagai Wakil Presiden Filipina, ada yang menarik dari daftar calon penerusnya. Duterte bukan hanya memasukkan nama putrinya, Sara Duterte-Carpio yang saat ini menjabat sebagai Walikota Davao.
Namun, presiden berusia 76 tahun itu juga menyertakan nama putra mendiang diktator Filipina, Ferdinand Marcos, dan yang paling menarik tentu saja nama juara tinju dunia, Emmanuel “Manny” Pacquiao.
Pacquiao yang dikenal dengan Pacman, merupakan sekutu setia Duterte sejak kemenangan dalam pemilihan umum pada 2016. Namun kabar yang berembus, setelah menjadi petinggi Partai PDP-Laban (pengusung Duterte), Pacquiao tidak disukai lagi oleh para loyalis Duterte.
Juru bicara, Harry Roque mengatakan bahwa selain tiga nama di atas ada nama lain yang juga tengah dipertimbangkan, seperti Walikota Manila, Fransisco Domagoso dan Senator Christopher “Bong” Go.
Akan tetapi, Roque tidak mengungkapkan alasan untuk pilihan Duterte. Yang pasti, sederet nama tersebut memiliki kualifikasi yang menjanjikan dalam survei kandidat Presiden Filipina untuk pemilihan umum tahun depan.
Sementara analisis mengatakan bahwa Duterte ingin sekutunya memenangkan kursi kepresidenan demi melindunginya dari potensi tantangan hukum dan dendam politik begitu ia lengser dari jabatannya sebagai Presiden Filipina.
Berdasarkan hasil jajak pendapat, Duterte masih sangat popular di negaranya terlepas dari sikap pro-Cina yang kontroversial, perang terhadap narkoba yang telah menewaskan ribuan tersangka pengedar narkoba, dan kritik publik atas lambannya penanganan pemerintah terhadap virus corona.