MATA INDONESIA, JAKARTA – Novel Baswedan bersama sembilan pegawai KPK yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) menemui Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom. Hal ini sebagai wujud penolakan atas adanya isu ‘kelompok taliban’ di internal KPK.
Aktivis Sosial Politik dan Pegiat Media Sosial, Ferdinand Hutahaean mempertanyakan tindakan Novel Baswedan Cs yang memutuskan untuk menyambangi PGI untuk mengadu atas kasus yang menimpa mereka.
“Urusan apa PGI dengan kasus KPK? Mereka ini ingin menyeret-nyeret gereja juga terlibat? Saya sangat menyayangkan sikap PGI yang mau meladeni orang-orang seperti ini karena ini diluar visi misi PGI,” kata Ferdinand kepada Mata Indonesia News, Sabtu 29 Mei 2021.
Mantan politisi Partai Demokrat ini menilai seharusnya Novel Baswedan Cs menempuh jalur yang benar yaitu melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Ia menilai cara yang dilakukan mereka bertujuan untuk menganggu pemerintah.
“Kalau hanya soal SK, mestinya mereka ke PTUN bukan keliling berkampanye seperti ini. Dugaan saya, mereka ingin mengganggu pemerintah dengan membangun citra negatif,” kata Ferdinand.
Adapun, PGI telah menerima perwakilan dari pegawai KPK yang tidak lolos TWK di Kantor PGI pada Jumat 28 Mei 2021. Ketua PGI, Gomar Gultom saat itu meminta agar Presiden Joko Widodo mengambil tindakan terhadap kasus yang melibatkan 75 pegawai KPK yang tidak lolos TWK tersebut.
“PGI akan menyurati Presiden untuk dapat segera mengambil tindakan penyelamatan lembaga antirasuah ini dari upaya-upaya pelemaham ini, dengan menyelamatkan 75 pegawai KPK tersebut,” kata Gomar.
 menemui Ketua Umum Persekutuan Gereja){kind=link}