MATA INDONESIA, JAKARTA – Pergerakan penduduk Jabodetabek keluar wilayah meningkat cukup tajam pada periode pengetatan perjalanan pada 27 April hingga 5 Mei. Periode ini bertepatan dengan masa sebelum peniadaan mudik diberlakukan.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Sabtu 29 Mei 2021.
Sedangkan pada periode peniadaan mudik juga masih mengalami peningkatan meskipun tidak besar. ”Hal ini menggambarkan bahwa pada masa pengetatan perjalanan terjadi peningkatan mobilitas keluar Jabodetabek yang dapat terjadi karena masyarakat memanfaatkan waktu sebelum peniadaan mudik untuk melakukan perjalanan,” kata Wiku.
Pada periode mudik, Satgas mencatat masyarakat juga bepergian ke luar Jabodetabek namun tak sebanyak pada saat pengetatan perjalanan. Wiku melanjutkan, pasca Idulfitri juga tercatat terjadi peningkatan signifikan mobilitas penduduk luar Jabodetabek menuju Jabodetabek.
”Hal ini dapat menggambarkan situasi arus balik dari wilayah tujuan mudik ke Jabodetabek. Puncak pergerakan penduduk menuju Jabodetabek paling tinggi pada 17 Mei,” ujarnya.
Wiku mengingatkan pemerintah daerah untuk mengantisipasi potensi kenaikan kasus menyusul peningkatan arus balik selama lima hari pasca Idulfitri. Menurut dia, tren peningkatan arus balik ini juga meningkatkan potensi penularan di tengah masyarakat.
”Data-data terakhir, sudah mulai memperlihatkan tren kenaikan kasus Covid-19 menyusul tingginya mobilitas penduduk pada periode Idulfitri,” ujar Wiku.
Ia mengingatkan masyarakat yang baru saja kembali dari bepergian untuk melakukan karantina mandiri selama 5×24 jam di tempat tujuan.