Nilai Tukar Yen Merosot, Siap Travel Ke Jepang?

Baca Juga

MATA INDONESIA, TOKYO – Mata uang Jepang,Yen, mengalami penurunan drastis terhadap dolar AS sejak tahun 1998.

Hingga hari Kamis,1 September 2022,mata uang yen menembus kurs 140 terhadap dolar AS. Bank of Japan hingga saat ini terus mempertahankan suku bunganya yang rendah. hal tersebut yang menjadi alasan mengapa nilai tukar yen terhadap dollar merosot tajam. Suku bunga yang lebih tinggi banyak menarik investor asing.

Menurut laporan Departemen Tenaga Kerja AS, jumlah warga Amerika yang mengajukan permohonan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah dua bulan terakhir.

Hal ini memicu nilai beli dolar meningkat dan akibatnya nilai tukar yen terhadap dollar melemah.

Melansir dari BBC, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa akhir-akhir ini bank-bank Asia mulai menaikkan suku bunga. Menurutnya, kebijakan tersebut dapat membantu mata uang di Asia untuk dapat mengimbangi kekuatan dollar AS.

Menteri keuangan Jepang, Shunuzi Suzuki mengatakan pihaknya akan melakukan beberapa tindakan untuk mengatasi penurunan yen.

Ini dapat menjadi kesempatan bagi orang-orang yang ingin melakukan perjalanan hingga liburan ke Jepang. Dengan nilai tukar yang merosot, wisata di Jepang dapat sedikit lebih hemat.

Menurut data pengeluaran konsumen Jepang, rata-rata pengeluaran untuk keperluan sewa di Jepang sebelum yen menurun sekitar 20.000 yen.

Hal tersebut juga tergantung bagaimana masing-masing orang memilih tempat tinggal.

Untuk keperluan makanan, orang yang hidup di Jepang setidaknya mengeluarkan biaya sebesar 40.000 yen hanya untuk makan.

Banyak orang yang khawatir tinggal di Jepang dengan alasan tingginya biaya hidup. Ini dapat menjadi momentum bagi orang yang ingin berpergian dan menghabiskan waktunya di Jepang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini