Dari segi pendidikan, responden dalam survei ini adalah 57 persen SMA dan 22 persen Sarjana. Untuk sisi kelas ekonomi, responden dikalsifikasikan menjadi a,b,c,d, dan e. Kelas ekonomi paling tinggi pada kelompok a dengan persentase 19 persen. Sedangkan kelompok c,d,dan e total persentasenya 68 persen.
“Ada responden yang bersedia membayar dengan harga lebih tinggi. Jadi sudah ada pemahaman juga di kalangan responden bahwa kadang untuk mendapatkan produk berkelanjutan, dalam artian ketika mereka ada ingin berkontribusi untuk menjaga lingkungan, ada responden yang bersedia membayar harga lebih tinggi kalau dia bisa diyakinkan bahwa produknya lebih berkelanjutan,” ungkapnya.
Sustainable Packaging Manager Nestle Indonesia, Faiza Anindita mengapresiasi hasil survei yang dilakukan KIC. Berdasarkan hasil survei tersebut, yaitu konsumen dengan kelompok ekonomi c,d, dan e sebesar 68 persen menjelaskan jika kelompok tersebut sudah memahami produk hijau atau berkelanjutan.
“Ini menarik sekali dan menyenangkan. 50 persen lebih itu mengatakan its oke membayar lebih yang penting ini mengusung keberlanjutan, belum lagi milenial ternyata porsinya juga banyak. Karena kenapa? milenial ini banyak sekali yang orang kuliahan, tapi juga orang tua baru,” ujarnya.
“Orang tua yang mereka punya kesadaran untuk memilih produk berkelanjutan dan berarti mereka bisa menularkan ke anak-anak mereka nantinya tumbuh kebiasaan baru atau habit baru yang kita berharap ke depannya generasi berikutnya lebih sadar akan lingkungan, keberlanjutan,” katanya.