Ngeri! Polusi Udara di Cina Jadi Penyebab Diabetes

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL – Sebuah studi di Cina menemukan fakta baru bahwa salah satu penyebab tingginya penderita diabetes di negara tersebut karena papara polusi udara yang kian tak terkontrol.

Sebagai informasi, 11 persen warga Cina bermasalah dengan diabetes dan gangguan metabolik lainnya. WHO memperkirakan, jika kondisi itu terus berlanjut, maka akan terjadi kematian prematur mencapai angka sejuta setiap tahunnya.

Tingginya diabetes di Cina dipengaruhi faktor peningkatan kesejahteraan secara drastis di masyarakatnya, sehingga berpengaruh pada pola konsumsi dan gaya hidup. Ditambah dengan krisis polusi udara yang kian menjadi, Cina dianggap sebagai negara dengan ancaman kesehatan serius.

Dalam rilis kesehatan yang diterbitkan secara online oleh Environtment International pekan lalu, peneliti dari RS Fuwai Beihing bekerja sama dengan peneliti dari Universitas Emory AS merekomendasikan pemerintah Cina fokus pada perbaikan kualitas udara berkelanjutan.

Dalam penelitian itu, dari 88 ribu subyek di 16 provinsi di Cina terpapar polusi hingga level 2,5 PM. Polusi pada level tersebut sudah mengandung sulfat dan karbon hitam yang menembus paru-paru hingga sistem kardiovaskular.

Profesor di Chinese University Hong Kong, Ho Kin-fai, mengatakan polusi merupakan faktor pemberat di diabetes yang tidak bisa dihiraukan. Tapi peneliti perlu mencari bukti lebih bagaimana di partikel 2,5 PM bekerja tubuh manusia hingga meningkatkan risiko penyakit.

Diabetes adalah masalah yang dunia yang sudah membunuh 1,6 juta orang di 2016. Menurut WHO angka diabetes meningkat lebih cepat di negara berpendapatan rendah dan menengah, dilansir dari Malay Mail.

Berita Terbaru

Tumbuhkan Cinta Tanah Air, Semangat Satu Darah Indonesia Dinilai Penting

Mata Indonesia, Yogyakarta - Puluhan warga DIY berkumpul di Waduk Sermo untuk menyuarakan cinta tanah air. Acara ini dibuat untuk seluruh anak rantau yang berada di DIY agar lebih cinta akan keberagaman yang ada di NKRI.
- Advertisement -

Baca berita yang ini