MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Para peneliti di Los Alamos National Laboratory, Amerika Serikat menemukan 14 bentuk mutasi virus corona atau Covid-19. Bahkan, ada mutasi yang sangat berbahaya, karena efeknya mematikan.
Kemudian, salah satu mutasi banyak ditemui di Eropa dan AS, yang mengakibatkan pasien sembuh terinfeksi kembali.
Mengutip Sky News, mutasi yang paling terkenal disebut dengan nama Spike D614G, yang pertama kali dideteksi para ilmuwan berada di Eropa.
“Mengkhawatirkan, karena kita melihat adanya bentuk virus yang bermutasi muncul dengan sangat cepat. Dan selama bulan Maret menjadi bentuk pandemi yang dominan,” ujar Dr Bette Korber, penulis utama studi.
Menurutnya, ketika mutasi virus itu menjangkit suatu populasi tertentu, maka dengan cepat menggantikan epidemi lokal. Mutasi virus ini juga lebih berbahaya karena daya tularnya meningkat drastis.
Lonjakan protein pada mutasi tersebut membuat para ilmuwan khawatir. Hal itu karena protein merupakan bagian yang paling efektif untuk membuat virus corona mudah menyebar. Selain itu, protein merupakan molekul yang ada di bagian luar virus, yang berguna untuk menempel dan menembus dinding luar sel manusia dan hewan.
Protein ini juga yang menjadi sasaran para ilmuwan dalam upaya mencari obat maupun vaksin untuk Covid-19. Caranya dengan menemukan antibodi pengikat protein tersebut, supaya mencegah virus ini menginfeksi sel manusia.
“Kami akan terus mendesak agar bisa meneliti mutasi ini lebih jauh lagi,” kata Dr Korber.