MINEWS, JAKARTA– Ngeri, 18 gunung berapi di Indonesia saat ini masuk dalam level II alias berstatus waspada. Hal itu disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Berdasarkan laporan pada Minggu 11 Agustus 2019, dari 127 gunung api yang aktif di Indonesia, ada 69 gunung api dipantau secara menerus 24 jam/hari. Dari pemantauan tersebut, hasilnya ada empat gunung api masuk status Level III atau Siaga, sementara 18 gunung api statusnya Waspada.
Empat gunung api yang masuk dalam level Siaga yaitu, Gunung Sinabung (Sumatra Utara) sejak 20 Mei 2019, Gunung Agung (Bali) sejak 10 Februari 2018, Gunung Soputan (Sulawesi Utara) sejak 3 Oktober 2018, dan Gunung Karangetang (Sulawesi Utara) sejak 20 Desember 2018.
Adapun, 18 gunung api yang berada pada level Waspada yakni, Gunung Merapi, Gunung Kerinci, Gunung Semeru, Gunung Bromo, Gunung Rinjani, Gunung Anak Krakatau, Gunung Tangkuban Parahu, dan Gunung Slamet.
Selain itu, ada juga Gunung Sangeangapi, Gunung Rokatenda, Gunung Lokon, Gunung Gamalama, Gunung Gamkonora, Gunung Ibu, Gunung Dukono, Gunung Ili Lewotolok, dan Gunung Banda Api. Sedangkan, 47 gunung api lainnya berada pada level Normal.
Terkait Gunung Slamet, rekaman kegempaan dan deformasi terdeteksi mengalami kenaikkan pada Juni 2019. Aktivitas vulkanik Gunung Slamet terakhir terjadi pada Maret hingga Agustus 2014, berupa kenaikkan aktivitas diikuti erupsi yang menghasilkan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah (tipe letusan strombolian). Tingkat aktivitas Level II (Waspada) Gunung Slamet dimulai pada 9 Agustus 2019 pukul. 09.00.
Sementara untuk Gunung Tangkuban Parahu, secara visual aktivitas selama dua minggu terakhir didominasi erupsi abu dan hembusan asap dari kawah utama (Kawah Ratu) dengan ketinggian sekitar 15-150 meter dari dasar kawah, bertekanan lemah hingga sedang dengan warna kelabu dan putih (intensitas tipis hingga tebal).
Secara seismik, aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih didominasi oleh tremor erupsi yang menerus dengan amplitudo maksimum 50 mm. Terekamnya Tremor ini berkaitan dengan pelepasan erupsi abu dan asap putih.