Jelang Akhir Salat Idul Adha, Presiden RI Diberondong Tembakan dari Dekat

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Sejarah mencatat Presiden Pertama Republik Indonesia (RI) mengalami tujuh percobaan pembunuhan. Salah satunya saat beliau melaksanakan Salat Idul Adha pada tahun 1962.

Parahnya, upaya tersebut dilakukan di lapangan dalam Istana Negara oleh tiga pembunuhnya yang sempat salat berada di shaf paling depan.

Namun, Soekarno selamat hanya dua anggota Detasemen Kawal Pribadi (DKP) -nya yang tertembus peluru. Mereka adalah Soedarjat, Soesilo, dan Zainul Arifin.

Peristiwa yang informasi intelijennya sudah diketahui jauh hari itu terjadi saat salat hampir diakhiri.

Berpegang pada informasi tersebut, sehari sebelum Salat Idul Adha itu, Kapten Corp Polisi Militer (CPM) Dahlan, komandan pengawal Istana Presiden, menemui Mangil Martowidjojo.

Maka dirancang lah pagar hidup saat Bung Karno salat Idul Adha itu, sehingga petugas pengawalan seperti Soedarjat, dan Soesilo tersebut ikut mengelilingi Bung Karno dengan rapat.

Tetapi dikabarkan bukan karena pengawalan yang rapat sehingga membuat Soekarno luput dari maut.

Mantan Wakil Komandan Tjakrabirawa, pasukan pengawal presiden, Maulwi Saelan menyebut hasil pemeriksaan terhadap ketiga pembunuh tersebut terungkap bahwa mereka melihat sosok Bung Karno ada dua yang membuat mereka bingung.

Maka selain ketiga pengawalnya, peluru para pembunuh tersebut mengenai bahu Ketua DPR RI Zainul Arifin.

Salat itu pun terhenti karena jamaah Salat Idul Adha 14 Mei 1962 tersebut kocar-kacir. Ketika suasana hati mereka tenang, salat diulangi lagi tetap diimami Ketua PBNU Idham Chalid yang terluka ringan karena terserempet peluru.

Bung Karno yang sedianya memberi pidato usai Salat terpaksa dibatalkan. Jamaah salat pun bubar dengan pemeriksaan ketat. Tidak ada lagi orang yang dicurigai selain ketiga penyerang.

Setelah semua jemaah meninggalkan istana. Anggota polisi menyisir dan menemukan sarung pistol dan sepucuk pistol FN 45 di bawah tikar alas salat, senjata sejenis yang dipakai pelaku penembakan.

Hasil pemeriksaan terhadap ketiga pelaku bernama Sanusi alias Fatah alias Soleh alias Uci Sanusi Fikrat alias Sanusi Ufit, Kamil alias Harun bin Karta, dan Jaya Permana bin Embut alias Hidayat bin Mustafa.

Mereka tercatat sebagai anggota Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan S.M. Kartosoewirjo.

Ketiganya bisa masuk Istana Presiden karena memegang undangan dari salah satu organisasi massa yang diundang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini