Netanyahu Peringatkan AS untuk Tak Kembali ke Perjanjian Nuklir Iran

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Perdana Menteri, Benyamin Netanyahu dalam pesannya, memperingatkan Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden untuk tak kembali ke Perjanjian Nuklir Iran (JCPOA) 2015. Diketahui, Biden berencana membawa AS kembali ke perjanjian yang ditinggalkan Presiden Donald Trump tahun 2018 itu.

Biden yang akan menjabat Presiden AS pada 20 Januari mendatang, mengatakan akan membawa Paman Sam kembali ke Perjanjian Nuklir, asalkan Teheran mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan.

Perjanjian Nuklir –yang dicapai oleh kekuatan dunia dengan Iran, berusaha membatasi program nuklir Teheran untuk mencegahnya mengembangkan senjata nuklir. Tetapi kenyataannya, Iran tidak membatasi program rudal balistiknya atau dukungannya terhadap milisi di Irak, Libanon, Suriah, dan Yaman, yang kemudian dipandang Washington sebagai destabilisasi di kawasan Timur Tengah.

“Tidak mungkin kembali ke perjanjian nuklir sebelumnya. Kita harus tetap berpegang pada kebijakan tanpa kompromi untuk memastikan bahwa Iran tidak mengembangkan senjata nuklir,” tegas Netanyahu, melansir Reuters, Senin, 23 November 2020.

Dalam pidatonya, Netanyahu memang tidak secara langsung menyebut Biden, tetapi komentarnya secara luas ditafsirkan oleh media Israel sebagai pesan kepada presiden baru, yang akan membawa AS kembali ke dalam perjanjian. Netanyahu sendiri merupakan penentang kuat dari Perjanjian Nuklir Iran 2015.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini