MATA INDONESIA,KEFAMENANU – Para peserta seleksi Pegawai Tidak Tetap (PTT) di lingkup Pemda TTU merasa diri digugurkan dengan cara tidak masuk akal. Mereka pun ikut ambil bagian dalam aksi massa yang dilakukan Organisasi cipayung PMKRI dan GMNI cabang Kefamenanu pada Jumat, 8 April 2022.
Beberapa calon PTT yang berhasil dimintai pendapat adalah mereka yang sudah belasan tahun mengabdikan diri di TTU, namun harus mendapatkan hasil yang mengecewakan saat hasil seleksi PTT diumumkan pada Kamis 7 April 2022.
Salah satunya Nikodemus Sakunab S.Sos, yang sudah 15 tahun bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu sebagai Tenaga Pengadministrasian Kepegawaian. Ia merasa dicurangi dalam proses ini lantaran semua tahapan seleksi telah diikuti, namun sampai pengumuman hasil namanya tidak tercantum dalam format pengumuman.
“Saya tidak mempersoalkan hasil tes entah lulus atau tidak lulus, tapi yang saya pertanyakan nama saya dikemanakan sampai tidak tercantum dalam format pengumuman, padahal saya mengikuti semua tahapan yang ada, mulai proses administrasi dan pendaftaran, tes akademik serta tes wawancara.Saya kira ini suatu kejanggalan besar,” katanya.
“Saya berharap, bupati bisa melihat akan kesalahan fatal yang dilakukan oleh panitia perekrutan untuk dilihat kembali,” tambahnya.
Keluhan juga datang dari Fransiska Elisabeth Sila yang berprofesi sebagai tenaga pendidik di SDN Sitnoni-Mutis, Kecamatan Miomaffo Barat.
“Saya mewakili teman-teman PTT lebih khusus guru, yang sementara mau mengikuti PPG dan PPPK ini apabila sudah tidak diakomodir lagi sebagai PTT, maka dengan sendirinya kami akan keluar dari Dapodik dan dinyatakan berhenti di situ. Nasib kami seperti apa nanti?” ujarnya.
Para calon PTT yang tidak diakomodir ini berharap dari Pemerintah Daerah segera memberikan solusi tepat akan nasib mereka yang tak menentu.
Sebagai informasi, para calon PTT ini datang bergabung dengan massa aksi dengan niat ingin bertemu Bupati dan Wakil Bupati untuk mempertanyakan permasalahan yang sedang mereka hadapi.
Namun sampai aksi berakhir, mereka tidak berhasil bertemu dengan Bupati dan Wakil Bupati karena dari pihak Pemerintah Daerah menolak untuk bertemu dengan masa aksi.
Kontributor TTU: Zenobius Yancen Abi