MATA INDONESIA, MUNICH – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan enam pemimpin negara G-7 ingin menandingi proyek Belt and Road triliunan dolar AS milik Cina dengan menyalurkan 600 miliar dolar AS dana swasta dan publik untuk negara-negara berkembang selama lima tahun.
Melalui akun twitter pribadinya, Biden menegaskan bahwa itu bukan dana amal, tetapi investasi yang harus kembali lagi termasuk untuk rakytat Amerika Serikat.
“Saya ingin menegaskan, pengumuman G7 tentang dana kemitraan infrastruktur global bukan sebuah bantuan atau amal. Itu adalah investasi yang akan kembali untuk setiap orang termasuk rakyat Amerika, sehingga akan meningkatkan ekonomi kita,” ujar Biden, Senin 27 Juni 2022.
Biden sendiri dikabarkan akan memobilisasi 200 miliar dolar AS dalam bentuk hibah, dana federal, dan investasi swasta selama lima tahun.
Sementara seluruh anggota G7 bakal menggelontorkan 600 miliar dolar AS.
Upaya itu sebagai bentuk perlawanan terhadap proyek Belt and Road milik China bernilai triliunan dolar AS.
Dana tersebut untuk mendukung proyek-proyek di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang membantu mengatasi perubahan iklim serta meningkatkan kesehatan global, kesetaraan gender, dan infrastruktur digital.
Biden menyoroti beberapa proyek unggulan, termasuk proyek pengembangan tenaga surya senilai dua miliar dolar AS di Angola.