Nadal Mundur dari Wimbledon dan Olimpiade

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Petenis Spanyol, Rafael Nadal memilih mundur dari turnamen grand slam Wimbledon dan Olimpiade 2020. Dia memilih mengistirahatkan tubuhnya.

Belum lama ini, Nadal tampil di grand slam French Open dimana dia tersingkir di semifinal. Usai pertandingan, dia memberikan isyarat akan istirahat karena padatnya jadwal pertandingan.

“Saya memutuskan tak ambil bagian di Wimbledon 28 Juni hingga 11 Juli dan juga Olimpiade 24 hingga 30 Juli. Setelah mendengarkan limit tubuh dan bicara pada tim, saya paham ini adalah keputusan tepat demi memperpanjang karier dan berkompetisi di level tertinggi,” katanya, dikutip dari Marca, Sabtu 19 Juni 2021.

“Faktanya, hanya ada jarak dua pekan antara Roland Garros (French Open) dengan Wimbledon dan itu sama sekali tak membantu tubuh saya istirahat apalagi penampilan di lapangan tanah liat sangat menguras tenaga,” ujarnya.

“Olimpiade sangat berarti dalam karier saya dan selalu menjadi prioritas. Saya beruntung bisa tampil tiga kali di Olimpiade dan menjadi pembawa bendera untuk negara saya,” ungkapnya.

Ini akan menjadi yang keempat kali Nadal absen di grand slam Wimbledon setelah di 2004, 2009, dan 2016. Untuk Olimpiade, petenis 35 tahun absen dua kali setelah pertama kali di London 2012.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini