MUI: Tarawih di Rumah Tidak Mengurangi Esensi Ibadah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni’am Sholeh menegaskan, salat di rumah pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, sama sekali tidak mengurangi esensi ibadah.

Ia mengimbau, pada Ramadan kali ini umat Islam sebaiknya mengubah kebiasaan ibadah, terutama salat tarawih di masjid atau musala, lalu menggesernya ke rumah masing-masing.

“Kebiasaan ibadah di masjid dan musala saat tarawih, yang biasanya kita laksanakan, kita syiarkan dengan berbagai aktivitas keagamaan, mari kita geser itu ke kediaman masing-masing. Sungguh, penggeseran dari masjid ke kediaman tidak mengurangi si-inci pun ketaatan itu,” kata Asrorun, Sabtu 18 April 2020.

Ia menjelaskan lebih lanjut, pelaksanaan ibadah sunat seperti tarawih di rumah juga dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Hal itu tertuang dalam hadits sahih Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Rasulullah SAW bersabda agar jangan jadikan kediaman umatnya seperti kuburan tidak diterangi cahaya Alquran. Untuk itu, umat Rasulullah diharuskan perbanyak ibadah salat dan tilawah.

“Jangan sampai rumah kita gelap bak kuburan seolah-olah menjadi pusat pertengkaran karena tidak adanya harmoni antar satu dengan yang lain anggota keluarga,” ujarnya.

“Kepada masyarakat yang berada di kawasan terdampak, mari kita bersama-sama membangun kebiasaan baru di dalam pelaksanaan ibadah, menyesuaikan dengan kondisi pandemi yang kita alami dewasa ini,” kata Asrorun menambahkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini