Molnupiravir Aman Obati Covid-19, BPOM Keluarkan Izin Penggunaan Darurat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Setelah melalui uji klinis, obat virus molnupiravir diketahui aman dan memberi efek samping yang ringan untuk pasien Covid-19.

Maka, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat (EUA).

Menurut temuan BPOM, efek samping yang paling sering dilaporkan dari penggunaan obat itu adalah mual, sakit kepala, mengantuk, nyeri abdomen, dan nyeri orofaring.

“Setelah melalui evaluasi terhadap data hasil uji klinik bersama dengan Tim Ahli Komite Nasional Penilai Obat serta asosiasi klinis untuk persetujuan EUA ini, Badan POM bersama Kementerian Kesehatan akan terus memantau keamanan penggunaan Molnupiravir di Indonesia,” ucap Kepala Badan POM, Penny Lukito, Jumat 14 Januari 2022.

Obat ini diindikasikan untuk pengobatan infeksi Covid-19 ringan sampai sedang pada pasien dewasa usia 18 tahun ke atas.

Molnupiravir diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan pemberian oksigen dan memiliki peningkatan risiko menjadi infeksi Covid-19 berat.

Untuk pengobatan Covid-19 Molnupiravir diberikan dua kali sehari sebanyak 4 kapsul (@200 mg) selama 5 (lima) hari.

Selain Molnupiravir, Badan POM sebelumnya telah menerbitkan EUA untuk beberapa obat Covid-19 diantaranya Favipiravir, antivirus Remdesivir, antibodi monoklonal dan Regdanvimab.

Molnupiravir dikembangkan oleh Merck Sharp & Dohme (MSD). Selanjutnya MSD telah memberikan voluntary licensing (VL) kepada beberapa produsen di India, salah satunya Hetero Labs Ltd., India.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini