MATA INDONESIA, LONDON – Model cantik nan seksi yang digunakan sebagai umpan dalam perangkap untuk memikat seorang pria akhirnya divonis penjara seumur hidup.
Perempuan bernama Coral Edgar mengirim Snapchat kepada target, Lee McKnight –yang sempat menjalin hubungan singkat dengan Coral, untuk datang ke rumahnya dan berhubungan seks. Namun, ketika tiba di rumah Coral pada jam 02.00 dini hari waktu setempat, ia justru disekap oleh Jamie Davison dan dua pria lainnya.
Lee kemudian diikat di kursi dan disiksa. Tak hanya itu, Jamie dan kedua temannya juga berulang kali mencambuk tubuh Lee. Puas menyiksa, ketiga pria itu membungkus tubuh Lee yang hampir tak bernyawa dengan karpet dan membawanya ke sungai dengan menngunakan mobil Nissan Navarra –milik ibu Corel, sementara sang putri membersihkan kekacauan di rumahnya.
Beberapa jam kemudian, seorang petani menemukan mayat Lee. Tak membutuhkan waktu lama bagi pihak berwenang untuk menemukan pelaku pembunuhan Lee. Pengadilan Carlisle pun memvonis seluruh pelaku dengan penjara seumur hidup.
Akan tetapi, Coral mengklaim dia tidak berperan dalam rencana atau pemukulan biadab dan bersikeras mengatakan: “Saya baru saja tinggal di ruang tamu, menutup telinga dan memejamkan mata,” kata Coral, seperti dilansir The Sun.
Tapi dia mengakui bahwa setelah penyerangan – di mana Lee menderita 36 luka trauma benda tumpul di kepalanya, patah tulang tengkorak, pendarahan di otak, serta patah tulang leher, dia membersihkan darah yang berceceran di dapur.
Tiga pelaku pembunuhan, yakni Jamie Davison (26), Arron Graham (26), dan Jamie Roberts (18) , kemudian Coral dan ibunya yang berusia 47 tahun, dan Paul Roberts yang turut membakar pakaian, semuanya mendapatkan hukuman seumur hidup dengan jangka waktu minimum – Davison selama 30 tahun; Graham, 26 tahun; Jamie Lee Roberts, penahanan 16 setengah tahun; Coral Edgar, 13 setengah tahun; Carol Edgar, 13 tahun dan Paul Roberts, 20 setengah tahun.
“Apa pun yang mungkin dilakukan Lee, ia tidak layak meninggal dengan cara yang keji, kejam, dan tragis. Kejadian tersebut terus menerus terlintas di benak kami tentang langkah terakhirnya ke rumah yang mengerikan itu … jebakan dan kekerasan yang akan dia alami di ruang penyiksaan itu,” tutur Wendy, ibu Lee McKnight.