MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Virus corona masih menjadi ancaman, di benua Afrika misalnya. Jumlah kasus virus corona di Afrika melampaui angka 2,5 juta pada Sabtu (19/12), ketika gelombang kedua infeksi virus corona melanda benua tersebut.
Negara-negara seperti Republik Demokratik Kongo, Nigeria, Mauritania, Ghana dan Pantai Gading mengalami lonjakan tajam. Berdasarkan laporan Reuters, Minggu, 20 Desember 2020, tingkat infeksi virus corona di lima negara tersebut mendekati rekor.
Langkah cepat dan tegas, termasuk pembatasan perjalanan serta penutupan perbatasan dilakukan negara-negara di Afrika demi mereduksi penyebaran virus corona ketika kasus pertama dilaporkan pada Maret. Akan tetapi, dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut mendorong pemerintah untuk melonggarkannya.
Afrika Selatan tetap menjadi negara di Benua Afrika yang paling parah terkena dampak dengan 912,477 kasus dan 24,539 kematian. Negara ini telah mengalami lonjakan tajam infeksi virus corona sejak awal Desember.
Pemerintah Nigeria memerintahkan sekolah untuk tutup tanpa batas yang ditentukan, melarang konser, karnaval, pesta jalanan, dan memutuskan beberapa pegawai negeri untuk bekerja di rumah. Sementara Republik Kongo menetapkan jam malam dan mewajibkan penggunaan masker di ruang publik.
Ketika negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan Inggris mulai memvaksinasi warga negara mereka, sebagian negara-negara miskin Afrika masih bergantung pada program COVAX Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang bertujuan memberikan setidaknya 2 miliar dosis vaksin pada akhir tahun 2021.