Minta Warga Tak Panik, Dosen Unas: Jangan Termakan Hoax tentang Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, DEPOK -I nformasi yang akurat menjadi landasan bagi setiap orang untuk memulai sesuatu di masa pandemi corona saat ini. Untuk itu, perlunya masyarakat memperbarui informasi mengenai perkembangan kasus terbaru yang terjadi di Indonesia.

Bukan hanya itu, masyarakat juga mencari informasi tentang upaya yang harus dilakukan untuk menghindari penularan. Pemerintah pun terus memberikan informasi mengenai perkembangan kasus hingga berbagai kebijakan dan imbauan yang harus dilakukan oleh masyarakat.

Namun sayangnya, di tengah merebaknya kasus Covid-19 di Indonesia, banyak sekali ditemui berita bohong atau hoax yang menyebar di masyarakat lewat media sosial.

Menanggapi hal itu, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Nasional sekaligus produser stasiun televisi RTV, Umar Fauzi Bahanan mengatakan saat ini ada upaya menyebar kebohongan atau hoax menyangkut penyebaran virus corona atau Covid-19. Maka beliau mengimbau agar masyarakat tidak mempercayai hal tersebut dengan cara mendengarkan siaran resmi dari pemerintah.

“Kepanikan itu sendiri itu menjadi musuh dimana warga membuat kesimpulan-kesimpulan sendiri, lalu disebarkan ke media sosial dan di re-edit oleh banyak orang. Sehingga informasi itu jadi jauh dari keasliannya,” ujarnya.

Kondisi tersebut menjadi lebih parah ketika banyak masyarakat turut membagikan informasi hoax tersebut di berbagai media sosial yang ada. Terlebih lagi jika tidak melakukan pengecekan ulang atas sumber informasi, sebelum membagikan. Tidak heran jika masifnya penyebaran hoax ini dapat menyebabkan kecemasan dan ketakutan di masyarakat.

“Sebenarnya ini dari kecemasan warga, warga semakin panik dan semakin takut. Sehingga mereka berusaha saling menasehati satu sama lain. Semua informasi yang diterima diedit ulang sehingga perubahannya semakin jauh dari orang pertama, kedua diedit lagi dan informasi penuh dengan kebohongan. Jika warga lebih tenang mungkin ini tidak terjadi,” katanya.

Oleh karena untuk mengingatkan bahwa tidak semua yang masyarakat baca di internet adalah fakta atau kejadian yang riil.  Pada saat pandemi seperti sekarang ini, orang dengan mudah memperoleh informasi, link berita, foto, dan sebagainya yang berhubungan dengan pandemi ini.

Jadilah pembaca yang cermat agar tidak jadi korban hoax, dan membuat orang lain juga turut menjadi korban hoax karena kecepatan warganet membagikan berita yang belum tentu akurat dan kemudian berujung pada kesalahan persepsi dan informasi tentang corona.

Di era digital seperti sekarang ini, arus informasi yang tidak terbendung, tak hanya memberi dampak positif tapi juga membawa dampak negatif.

“Mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk bekal kita waspada, itu penting. Tapi kebenarannya juga harus dipastikan agar kita bisa mengambil langkah dengan tenang,” katanya.

Bagaimana caranya supaya kalian bisa terhindar dari hoax tersebut, Berikut tips singkat supaya tidak mudah termakan berita hoax:

  1. Selalu crosscheck kembali berita yang dibaca

Jangan langsung mempercayai satu berita yang sampai ke kamu, apalagi turut menyebarkannya sebelum memastikan kebenaran dari berita itu sendiri. Cek berbagai sumber agar kebenarannya terlihat.

  1. Budayakan membaca

Terkadang sumber berita online memberikan judul yang ‘bombastis’ demi mendapat banyak klik di tautannya, tapi nggak jarang judul bombastis itu tidak sesuai dengan apa yang dimaksudkan di isi beritanya. Jadi jangan reaktif terhadap judul-judul bombastis semacam itu. Selalu baca sampai selesai dan sampai memahami konteksnya.

  1. Cek fakta

Di media sosial, semua orang bisa mengeluarkan opini, terlepas dari sesuai atau tidak dengan konteksnya. Alangkah baiknya kita menjadi pengguna media sosial yang bijak dengan selalu mengecek fakta di baliknya.

  1. Jangan ragu untuk menyanggah

Jika memang bisa memberi bukti benar atau salahnya berita tersebut, jangan ragu untuk speak up dan meluruskan faktanya. Tinggalkan jejak agar dibaca orang lain. Kalau menerima hoax di group whatsapp, beri teguran dan jawab dengan memberikan sumber berita sanggahan.

  1. Cari sumber kredibel

Jika butuh informasi, jangan sembarang lihat dari akun yang nggak jelas siapa, apalagi nggak berwenang untuk membeberkan data. Lebih baik cari portal yang dirujuk secara resmi untuk memberikan informasi, atau dari media yang memang kredibel.

Reporter: Wahyu Purnama Sari 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini