Minta Ojol Dilegalkan, 5.000 Driver se Indonesia Geruduk Kemenhub dan Istana

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Ribuan driver ojek online (ojol) se Indonesia bakal menggelar aksi di kantor Kementerian Perhubungan hingga Istana Negara. Mereka menuntut tarif ojek online melegalkan ojek online jadi angkutan umum.

Ketua Presidium Gabungan Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono mengatakan aksi ini akan dihadiri 5 ribuan driver ojol. “Estimasi kita ada 5 ribu orang. Pukul 12.00 WIB nanti kita kumpul di IRTI Monas. Jam 13.00 WIB kita longmarch ke Kemenhub lalu ke Istana,” kata Igun.

Bukan cuma ribuan, menurut Igun akan ada banyak perwakilan driver dari daerah yang ikut serta dalam aksi hari ini. Paling jauh datang dari Palu, Sulawesi Tenggara.

“Kita bakal ada dari seluruh daerah, ada dari Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali. Paling jauh Sulawesi Tenggara, ada dari Palu,” kata Igun.

Dalam aksi ini para driver menuntut Kemenhub untuk mengevaluasi tarif ojek online. Igun menyatakan para driver di daerah meminta agar tarif diatur oleh pemerintah provinsi.

“Kita mau ke Kemenhub dan Istana. Kemenhub kita mau tuntut evaluasi tarif. Teman-teman daerah minta untuk tarif diatur sama provinsi selama ini kan zonasi dari Kemenhub,” katanya.

Setelah itu, para driver akan bertolak melakukan aksi di depan Istana Negara. Mereka meminta agar ojek online memiliki legalitas payung hukum.

“Revisi UU 22, pemerintah mendorong legislatif untuk melegalkan ojek online jadi angkutan umum,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini