Minimalisir Bentrokkan, Pemerintah Berikan Amnesti kepada 2 Ribu Narapidana

Baca Juga

MATA INDONESIA, QUITO – Ekuador berencana memberikan amnesti kepada sekitar 2,000 narapidana demi mengurangi kepadatan di seluruh penjara di negara tersebut. Keputusan ini diambil menyusul bentrokkan antargeng yang menewaskan ratusan jiwa.

Berdasarkan laporan terbaru, sebanyak 118 narapidana meninggal dunia dan 79 narapidana lainnya mengalami luka dalam kerusuhan di penjara yang pecah sejak awal pekan lalu.

Bolivar Garzon, Direktur Otoritas Penjara SNAI Amerika Selatan, mengatakan bahwa pemerintah bertujuan untuk memprioritaskan orang tua, perempuan, dan tahanan penyandang cacat dan penyakit terminal mendapatkan amnesti, setelah bentrokan pada Selasa di Penitenciaria del Litoral di selatan kota Guayaquil.

“Penjara di Ekuador saat ini menampung sekitar 39.000 narapidana,” kata Garzon, melansir Reuters, Sabtu, 2 Oktober 2021.

Garzon mengatakan kerusuhan, yang terbaru dalam gelombang kekerasan penjara di negara Andes, dipicu oleh pertempuran untuk kontrol oleh kelompok kejahatan terorganisir. Kerusuhan menewaskan 79 orang pada Februari dan 22 orang pada Juli tahun ini.

Para pejabat mengatakan geng memiliki aliansi dengan kelompok kriminal transnasional dan berjuang untuk rute perdagangan narkoba.

“Ekuador telah mengirim 3.600 polisi dan bala bantuan militer ke penjara di seluruh negeri untuk menjaga ketertiban,” Menteri Dalam Negeri Alexandra Vela mengatakan kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa unit forensik telah mengidentifikasi 41 korban dan telah menyerahkan mayat 21 korban kepada keluarga mereka.

Puluhan kerabat narapidana berkumpul di luar kamar mayat Guayaquil mencari informasi tentang orang yang mereka cintai. Pihak berwenang mengatakan setidaknya 6 korban dipenggal.

Eduardo Montes, 60, sedang menunggu kabar mengenai saudara laki-lakinya yang berusia 25 tahun, Vicente Montes, yang akan dibebaskan dalam satu bulan.

“Mereka mengirimi kami foto di mana Anda dapat melihat kepala salah satu korban, dan kami yakin itu adalah saudara laki-laki saya, tetapi kami tidak tahu apakah dia benar-benar mati atau masih hidup. Saya memiliki harapan bahwa dia masih hidup dan mereka membebaskannya,” tutur Montes.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kondusifitas Kamtibmas Pilkada Papua 2024 Terjamin, Aparat Keamanan Mantapkan Kesiapan

PAPUA — Kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Papua 2024 terjamin, seluruh jajaran...
- Advertisement -

Baca berita yang ini