Militer Myanmar Makin Keji, Satu Pendemo Tewas Disiksa di Sel Tahanan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Seorang warga diduga adalah salah satu pendemo anti kudeta di Myanmar, bernama Ko Aung Paing Htwe dilaporkan tewas mengenaskan di dalam sel tahanan.

Dugaan kuat sementara ini, Ko Aung meninggal dunia akibat disiksa oleh petugas penjaga penjara.

Ko Aung adalah orang yang sebelumnya dikenal sebagai sosok pemadam api, saat kantor administrasi bangsa di Taunggyi terbakar, pada 4 April 2021 lalu.

Dua hari setelah meninggal dunia, jasadnya baru diserahkan oleh pihak keamanan kepada keluarganya.

Petugas medis militer merilis hasil autopsi, yang menunjukkan Ko Aung tewas akibat pendarahan di otak dan cedera paru-paru.

Pihak militer mengklaim, Ko Aung tutup usia karena kecelakaan dalam menggunakan mesin pemadam kebakaran.

“Laporan autopsi mengatakan otaknya berdarah dalam kecelakaan mobil, dan paru-parunya tertusuk saat menekan setir,” kata seorang anggota keluarga Ko Aung, mengutip The Irrawaddy, Jumat 9 April 2021.

Namun, tanda-tanda penyiksaan di jasad Ko Aung tak bisa disangkal. Bagian kepalanya terlihat pecah-pecah, dengan wajah penuh memar.

Salah satu telinganya bahkan nyaris putus. Kemudian, ada luka diduga akibat senjata di punggungnya, dan luka besar di bagian dada yang telah dijahit kembali.

Ko Aung Paing adalah salah satu dari empat orang yang ditangkap pasukan keamanan setelah membantu memadamkan api di bangsal Nyaungphyu Sakhan di Taunggyi pada 4 April.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini