Meski Dibenci,Ribuan Warga Rusia Padati Pemakaman Mikhail Gorbachev

Baca Juga

MATA INDONESIA,MOSKOW – Ribuan orang memberikan penghormatan terakhir untuk Mikhail Gorbachev. Banyak masyarakat Rusia yang mengantri untuk melewati peti jenazah Gorbachev. Para masyarakat berkumpul di House of Unions, Moskow untuk memberikan penghormatan terakhir, Sabtu 3 September 2022.

House of Union merupakan tempat persemayaman terakhir bagi para pemimpin Rusia. Sayangnya,pihak pemerintah Rusia tidak mengadakan upacara kenegaraan bagi Gorbachev.

Dalam suasana berkabung ini, Putin memang sudah mengonfirmasi bahwa ia tidak dapat hadir. Jadwalnya terlalu pada dan tidak ada jeda baginya untuk dapat menghadiri upacara pemakaman tersebut.

Anggota keluarga Gorbachev berada disana melihat masyarakat meletakkan bunga anyelir merah disekitar peti mati Gorbachev. Dahulu, Lenin, Stalin, dan Brezhnev juga dimakamkan ditempat yang sama dengan Gorbachev.

Walau ribuan orang datang,banyak masyarakat Rusia yang tidak senang dengan Gorbachev. Banyak pihak yang menyalahkan Gorbachev atas keputusannya melakukan reformasi yang membuat ekonomi Uni Soviet kacau serta hancurnya Uni Soviet dimasa selanjutnya.

Diantara pelayat yang hadir, banyak yang menganggap bahwa Gorbachev menyelamatkan Rusia dari keterbelakangan dan otoritarianisme.

Melansir dari BBC, Politisi Liberal Senior Grigo Yavlinsky mengakan bahwa warga Rusia datang ke pemakaman Gorbachev untuk mengatakan terimakasih karena ia sudah memberi warga Rusia kesempatan dulu, namun mereka kehilangan kesempatan tersebut. Konteksnya dalam hal pemberian kebebasan kepada masyarakat Rusia.

Penerima nobel perdamaian, Dmitry Muratov memipin prosesi perdamaian . Disisi lain,Dimtry merupakan teman dekat Gobachev. Sepanjang jalan menuju liang lahat, banyak karangan bunga pemberian dari keluarga Mikhail Gorbachev,rekan-rekannya,departemen pemerintahan dan kedutaan asing.

Oleh negara-negara Barat, ia dilihat sebagai arsitek reformasi yang brilian. Hal tersebut yang membawa perubahan antara hubungan Rusia dengan Barat. Namun hal tersebut ternyata tidak untuk negara nya sendiri. Ia dipandang telah menghancurkan ideologi bangsanya sendiri. Saat ia berupaya kembali ke kehidupan politik pada tahun 1996, ia hanya menerima 0,5 persen suara dalam pemilihan presiden.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jaga Ketahanan Pangan, DP3 Sleman Siapkan Strategi Mitigasi Dampak Perubahan Iklim di Sektor Pertanian

Mata Indonesia, Sleman - Plt. Kepala Dinas Pertanian,Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman menyatakan pentingnya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam memahami strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di lingkungan wilayahnya, untuk menjaga produksi dan ketahanan pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini