Meski Ada Corona, Minat Perusahaan Cari Dana di BEI Tetap Tinggi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa adanya pandemi corona (covid-19) tetap tak menyurutkan sejumlah perusahaan untuk masuk ke pasar modal lewat skema initial public offering (IPO).

Sejauh ini, minat perusahaan untuk IPO masih tinggi yang tercermin dari jumlah perusahaan yang terdapat di pipeline IPO saham dan obligasi atau sukuk.

“Sampai dengan 22 Juni 2020, terdapat 21 perusahaan yang berencana akan melakukan pencatatan saham di BEI dan bergerak pada beberapa sektor,” ujarnya di Jakarta, Rabu 24 Juni 2020.

Adapun rinciannya yaitu sebanyak 8 perusahaan berasal dari sektor perdagangan, jasa, dan investasi. lalu ada 5 perusahaan dari sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan. Kemudian ada 8 perusahaan lainnya merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor pertanian, industri dasar dan kimia, keuangan, serta industri barang-barang konsumsi.

“Saat ini juga terdapat 25 issuer yang akan menerbitkan 30 emisi obligasi atau sukuk yang berada dalam pipeline di BEI,” kata Nyoman.

BEI dalam hal ini menetapkan kebijakan pemotongan 50 persen dari biaya pencatatan awal saham (ILF). Kebijakan tersebut dilakukan dalam rangka mendukung perusahaan-perusahaan yang ada di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan pendanaan melalui penawaran umum perdana atau IPO dan menjadi perusahaan tercatat. Selain itu, BEI juga memberikan pemotongan biaya pencatatan saham tambahan.

“Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk dapat melakukan corporate action sebagai salah satu upaya bisnis khususnya bagi perusahaan untuk memperkuat permodalan dan menjaga likuiditas perusahaan yang terpengaruh dengan kondisi ekonomi di era pandemi saat ini,” ujar Nyoman.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Masyarakat Sambut Baik Kehadiran Koperasi Desa Merah Putih

Oleh: Mahmud Sutramitajaya)* Masyarakat khususnya di desa dan kelurahan seluruh wilayah Indonesia, menyambut dengan penuh antusias kehadiran Koperasi Merah Putih yang digagaspemerintah sebagai bagian dari strategi besar pemberdayaan ekonomi rakyat. Sebanyak 80.000 koperasi kini sedang dalam proses pembentukan dan rencananyaakan diluncurkan secara nasional pada 12 Juli 2025. Program ini mencerminkansemangat baru dalam penguatan ekonomi lokal berbasis nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Koperasi Merah Putih dirancang untuk menjadi motor penggerak ekonomikerakyatan dengan menyasar pelaku UMKM serta sektor informal di tingkat desadan kelurahan. Tidak sekadar menjadi lembaga usaha, koperasi ini diharapkanmenjadi wadah pembangunan kolektif yang memprioritaskan kesejahteraan seluruhanggota. Pendekatan ini selaras dengan visi pembangunan nasional yang menempatkan rakyat sebagai pelaku utama, bukan sekadar objek pembangunan. Langkah awal dimulai dengan pemetaan kebutuhan, pembentukan strukturpengurus, hingga penyusunan rencana bisnis yang matang. Keterlibatan aktifmasyarakat dalam proses ini memberikan legitimasi sekaligus memperkuat rasa kepemilikan terhadap koperasi yang akan mereka kelola bersama. Pemerintahmelalui berbagai kementerian dan lembaga juga menyiapkan skema pendampinganyang komprehensif untuk memastikan koperasi berjalan efektif dan berkelanjutan.  Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 menjadi landasan hukum yang kuat bagiseluruh jajaran pemerintah untuk bersinergi dalam merealisasikan program besar ini. Tugas pendamping juga mencakup penyusunan model bisnis koperasi, penguatanSDM, serta integrasi koperasi dengan lembaga ekonomi desa lainnya, sehinggaekosistem yang terbentuk menjadi inklusif dan efisien. Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, mengatakan Koperasi Merah Putih adalah manifestasi nyata dari ekonomi Pancasila. Dengan menjunjung tinggi nilaigotong...
- Advertisement -

Baca berita yang ini