Merapi Semburkan Awan Panas Enam Kilometer, Warga Santuy

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Gunung Merapi Pulau Jawa menyemburkan asap dengan tinggi kolom enam kilometer dari puncaknya, warga Boyolali tetapi santuy beraktivitas seperti biasa.

Melalui akun resminya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat erupsi itu terjadi pada pukul 05.22 WIB dengan durasi 450 detik.

Warga yang santuy itu tampak di Desa Klakah, yang hanya beberapa kilometer jaraknya dari puncak gunung paling aktif di Pulau Jawa tersebut.

Menurut Kepala Desa Klakah, Marwoto asap tebal terlihat jelas dari Desa Klakah Kecamatan Selo Boyolali.

Setelah itu, Marwoto, langsung mengumpulkan warganya dan menyatakan warga tetap waspada dan silakan melakukan aktivitas seperti biasa.

Hujan abu di Dukuh Sumber Desa Klakah tidak terjadi. Abu terlihat masih tipis di atasnya kawasan Sumber namun meninggalkan kawasan tersebut karena tertiup angin.

Bahkan di pemukiman yang hanya berjarak 3,4 kilometer dari puncak Merapi menurut Marwoto masih dalam keadaan aman terkendali.

Warga tetap pergi ke sekolah, bekerja atau berladang seperti biasa. Jadi kawasan Sumber Klakah tidak terjadi hujan abu, dan arah angin ke utara, sedangkan Klakah di bagian barat gunung.

Kades Jrakah Kecamatan Selo Tumar mengatakan peristiwa erupsi Gunung Merapi terlihat dari Jrakah mengeluarkan seperti kilat-kilat kemudian disusul asab tebal membumbung tinggi keluar dari puncak, pada Selasa pagi.

Namun, alhamdulilah Desa Jrakah tidak terjadi hujan abu, dan masyarakat juga melakukan aktivitas seperti biasa. Warga tetap waspada meski mereka bekerja bertani di ladangnya.

Dari hasil pantauan di Boyolali Kota justru terjadi hujan abu tipis, tetapi kemudian tertutup adanya air hujan gerimis yang turun di wilayah itu, sehingga warga tidak merasakan dampaknya. Hujan abu juga terjadi di wilayah Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali atau bagian sisi utara Merapi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini