Menteri Inggris: Tak Ada Kematian yang Tak Perlu!

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Menteri Perumahan Inggris, Robert Jenrick membantah pernyataan mantan penasihat utama Perdana Menteri Boris Johnson, Dominic Cummings terkait banyaknya korban meninggal akibat virus corona.

Sebagaimana diketahui, Cummings menegaskan bahwa puluhan ribu warga Inggris meninggal secara tidak perlu akibat terinfeksi virus corona. Sejak ditetapkan sebagai pandemi global, sebanyak 127,748 warga Inggris meninggal dunia.

Angka ini membuat Inggris berada di urutan keempat sebagai negara dengan angka kematian tertinggi di dunia, setelah Amerika Serikat (606,179), Brasil (454,623),  dan India (315,263), berdasarkan data Worldometer.

“Saya pikir itu (salah),” kata Jenrick kepada radio BBC tentang tuduhan yang dibuat oleh Dominic Cummings kepada anggota parlemen, melansir Reuters, Kamis, 27 Mei 2021.

“Anda harus ingat bahwa kami tidak memiliki semua fakta pada saat keputusan diambil. Tidak ada yang bisa meragukan untuk sesaat bahwa perdana menteri melakukan sesuatu selain bertindak dengan motif terbaik dengan informasi dan nasihat yang tersedia untuknya,” sambungnya.

Tak hanya itu, sebelumnya Cummings juga mengatakan bahwa rencana awal Inggris untuk memerangi COVID-19 adalah sebuah bencana sekaligus keputusan mengerikan yang menyebabkan pemerintah memberlakukan lockdown.

Cummings, yang meninggalkan staf Perdana Menteri Boris Johnson akhir tahun lalu, membuat komentarnya dalam serangkaian tweet hanya beberapa hari sebelum ia memberikan bukti kepada anggota parlemen tentang penanganan pemerintah Inggris terhadap pandemi.

Sebelum kepergiannya yang tiba-tiba, Cummings telah menjadi penasihat Johnson yang paling berpengaruh di Brexit dan memainkan peran penting dalam kampanye pemilu 2019 yang sukses. Dia juga arsitek kampanye Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa.

“Jika kami memiliki persiapan yang tepat plus orang yang kompeten dan bertanggung jawab, kami mungkin dapat menghindari lockdown pertama di Inggris, pasti, sehingga kami tidak perlu lockdown kedua dan ketiga, ” tulis Cummings dalam akun Twitter-nya.

Pemerintah Inggris mengatakan, ada berbagai pelajaran yang dapat dipetik dari pandemi virus corona sejak menghadapi tuduhan lambannya menerapkan kebijakan lockdown.

“Rencana awal kami salah & kami berubah ketika kami menyadarinya,” sambung Cummings.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Produksi Sampah di Jogja masih Didominasi Bahan Organik, DLH Jogja Minta Masyarakat Terapkan Biopori

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketua Tim Penanganan Sampah, DLH Kota Jogja, Mareta Hexa Sevana, menyoroti dominasi sampah organik dalam produksi sampah di wilayahnya yang mencapai lebih dari 50 persen. Mareta menekankan pentingnya perhatian terhadap masalah ini, terutama dari rumah tangga di Kota Yogyakarta.
- Advertisement -

Baca berita yang ini