Menteri Agama Akui Terima Uang dari Tersangka Jual-Beli Jabatan

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku menerima uang dari tersangka jual beli jabatan di Kementerian Agama (Kemenag) Haris Hasanuddin senilai Rp 10 juta.

Uang itu diberikan saat Haris sudah ditunjuk sebagai Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.

“Sudah saya laporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),” kata Lukman di Gedung KPK, Rabu 8 Mei 2019.

Namun dia enggan mengungkapkan kasus hukum yang menimpanya dengan alasan tidak ingin melangkahi kewenangan penyidik KPK.

KPK memeriksa Lukman sebagai saksi untuk tersangka anggota DPR RI 2014-2019 M Romahurmuziy (RMY) dalam penyidikan kasus suap pengisian jabatan di lingkungan Kementerian Agama RI Tahun 2018-2019.

KPK semula akan memeriksa Lukman, Rabu 24 April 2019, namun saat itu Menag tidak dapat memenuhi panggilan karena mengisi acara pembinaan haji di Jawa Barat.

Sebelumnya penyidik KPK telah menggeledah ruang kerja Menteri Agama di Gedung Kemenag Jakarta dan menyita Rp180 juta serta 30 ribu dolar AS.

Selain itu, seperti terungkap dalam persidangan praperadilan yang diajukan Rommy terungkap pula Menag menerima Rp10 juta dari Haris Hasanuddin.

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini