Mensos Risma Segera Bangun Perpustakaan Free WiFi di NTT

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebagai langkah untuk menunjang proses pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kementerian Sosial (Kemensos) akan mendirikan perpustakaan dengan free WiFi. Hal ini diungkapkan oleh Mensos Tri Rismaharini.

Risma mengatakan, kebutuhan akan internet dalam kehidupan sehari-hari memiliki dampak yang luar biasa bagi segala aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Sistem pendidikan yang didukung dengan teknologi Internet telah menghasilkan metode pembelajaran jarak jauh yang dapat digunakan oleh pihak pengajar dan pelajar di sekolah.

“Dengan demikian, perpustakaan dengan free WiFi bisa digunakan untuk belajar dan akan sangat membantu siswa mengakses pelajaran dan pengetahuan,” ujarnya di Jakarta, Senin 31 Mei 2021.

Risma juga menjelaskan bahwa dengan hadirnya perpustakaan free WiFi, maka bisa dijadikan sebagai sarana mencari informasi. Sebab informasi yang terdapat di Intenet lebih update dari buku maupun perpustakaan.

“Dapat dikatakan bahwa hampir semua informasi mengenai pendidikan dapat diakses melalui internet, antara lain seperti materi pelajaran, kurikulum, silabus, soal-soal pelajaran maupun cara mengerjakannya,” katanya.

Untuk mewujudukan hal tersebut, Risma menggalang bantuan dana dari perusahaan. Salah satunya dari Indihome. Sementara untuk pemenuhan buku-buku di perpustakaan, Kemensos menggalang bantuan dari perusahaan lain seperti Kompas.

“Dari Kompas siap membantu buku-buku bacaan untuk anak-anak agar mereka tetap bisa terus belajar dan menambah pengetahuan,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini