Menolak Provokasi Aksi Massa ‘Indonesia Gelap’ yang Berpotensi Ganggu Ketertiban Umum

Baca Juga

JAKARTA – Seruan aksi massa bertajuk “Indonesia Gelap” yang dilakukan oleh segelintir pihak berpotensi mengganggu ketertiban umum dan menciptakan ketidakstabilan nasional.

Di tengah situasi ekonomi yang masih terjaga dan aktivitas masyarakat yang berjalan normal, aksi tersebut dikhawatirkan hanya menimbulkan keresahan dan memperkeruh suasana Tanah Air.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang tengah dijalankan pemerintah sudah berada di jalur yang tepat untuk kepentingan rakyat.

Dalam pidatonya pada acara puncak perayaan HUT ke-17 Partai Gerindra, Prabowo optimistis bahwa langkah efisiensi anggaran akan berdampak positif bagi masyarakat Indonesia.

Ia juga mengapresiasi menteri-menterinya yang telah menyesuaikan anggaran kementerian hingga mencapai Rp306 triliun guna memastikan kebijakan tersebut berjalan efektif.

Sejalan dengan kebijakan efisiensi anggaran, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menepis isu pemutusan hubungan kerja (PHK) tenaga honorer di lingkungan kementerian dan lembaga.

Dalam konferensi pers di Gedung DPR RI, Jakarta, Menkeu menegaskan bahwa tidak ada PHK tenaga honorer akibat kebijakan efisiensi tersebut.

“Terkait berita mengenai pemutusan hubungan kerja atau PHK honorer di lingkungan kementerian dan lembaga, dengan ini disampaikan bahwa tidak ada PHK tenaga honorer di lingkungan kementerian dan lembaga,” ujar Sri Mulyani.

Daya beli masyarakat pun tetap terjaga, dengan inflasi yang masih berada dalam rentang aman.

Statistisi Ahli Pertama Badan Pusat Statistik (BPS) Nunukan, Ramadhan Wafid Mustafa, S.Tr.Stat, menegaskan bahwa inflasi yang terkendali dalam rentang 1,5% hingga 3,5% tidak berdampak signifikan terhadap daya beli masyarakat.

“Jadi secara teori, inflasi itu berdampak menurunkan daya beli. Tetapi inflasi itu kalau terkendali, terkendali itu dalam artian berada di rentang 1,5 – 3,5 itu tidak terlalu berpengaruh terhadap daya beli masyarakat,” ujar Ramadhan,

Kondisi ekonomi yang stabil tercermin dari tingginya aktivitas masyarakat di berbagai sektor. Konser musik tetap ramai, pusat perbelanjaan penuh dengan pengunjung, dan daya beli masyarakat tetap kuat.

Oleh karena itu, narasi “Indonesia Gelap” yang digaungkan dalam aksi demonstrasi dinilai tidak sesuai dengan realitas yang ada.

Masyarakat diimbau untuk tidak terprovokasi oleh seruan aksi yang berpotensi menciptakan ketakutan dan mengganggu stabilitas nasional.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sejarah Baru Kolaborasi Pemerintahan Pusat dan Daerah untuk Percepatan Pembangunan Nasional

Oleh: Fajar Dwi Santoso Pelantikan serentak 961 kepala daerah di Istana Negara pada Kamis (20/2) menjadi catatan sejarah baru dalam...
- Advertisement -

Baca berita yang ini