JAYAPURA – Tim Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III berhasil mengevakuasi para guru yang menjadi korban kebiadaban Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Serangan keji ini menunjukkan tindakan tidak berperikemanusiaan yang harus dikutuk oleh seluruh bangsa.
Komandan Satgas Rajawali II Koops TNI Habema Kogabwilhan III Letnan Kolonel Infanteri Gustiawan menegaskan bahwa operasi penyelamatan dilakukan dengan pengamanan ketat di tengah ancaman kelompok bersenjata tersebut. “Kami menghadapi tantangan besar di lapangan, tetapi dengan koordinasi yang solid, evakuasi berhasil dilakukan dengan aman,” ujar Gustiawan.
Sebanyak tujuh korban telah dievakuasi, terdiri dari satu guru yang gugur akibat aksi biadab OPM dan enam guru lainnya yang mengalami luka-luka. Korban tewas bernama Rosalina, sementara tiga korban luka berat adalah Vidi, Cosmas, dan Tari. Tiga guru lainnya, Vanti, Paskalia, dan Irmawati, mengalami luka ringan. Para korban telah diterbangkan ke Bandara Dekai, Kabupaten Yahukimo, untuk mendapatkan perawatan medis.
Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto dengan tegas menyatakan bahwa negara tidak akan tinggal diam terhadap aksi teror OPM. “Kami mengutuk keras tindakan biadab ini. Aparat keamanan akan memburu dan menindak tegas para pelaku yang telah melakukan kejahatan kemanusiaan ini,” ujar Lucky.
Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Candra Kurniawan membantah tuduhan OPM yang menyebut para korban sebagai mata-mata militer. “Guru dan tenaga kesehatan ini adalah warga sipil yang mengabdikan diri untuk kemajuan Papua. OPM telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak bisa dibiarkan dan harus mendapat hukuman setimpal,” tegas Candra.
Sebelumnya, kelompok bersenjata OPM melalui juru bicara mereka, Sebby Sambom, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang menewaskan para guru dan tenaga kesehatan. Tindakan brutal ini mendapatkan kecaman luas, karena dianggap sebagai pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia dan serangan terhadap pendidikan di Papua.
Pihak keamanan terus meningkatkan patroli dan memburu para pelaku. Aparat memastikan bahwa upaya menjaga keamanan dan ketertiban di Papua akan terus diperkuat demi melindungi masyarakat dari ancaman kelompok separatis bersenjata yang terus melakukan aksi teror.