MATA INDONESIA, JAKARTA – Debat publik Pilkada serentak 2020 menjadi salah satu kunci penting bagi para pasangan calon (paslon) kepala daerah untuk menyampaikan visi dan misi mereka. Di masa pandemi Covid19 ini, debat dilakukan secara daring untuk menghindari risiko penularan Covid19.
Sebelum debat, sebagian pemilih hanya melihat para kandidat dari spanduk jalan, media sosial dan media cetak. Itu sebabnya, kesempatan ini menjadi sangat berharga bagi para pemilih di daerah masing-masing.
“Tidak semuanya enteng-enteng saja di masa pandemi ini. Pertemuan langsung antara pasangan calon dan pemilih kini dibatasi maksimal hanya 50 orang. Jadi tentu debat publik yang disiarkan oleh media menjadi salah satu tahapan kampanye yang efektif,” ujar pendiri Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit), Hadar Nafis Gumay di Jakarta.
Hadar melanjutkan, melalui debat para pasangan calon diharapkan bisa menunjukkan program visi dan misi mereka masing-masing secara lebih jelas. Dengan begitu para pemilih diharapkan bisa memahami dan membandingkan program sebelum nantinya menggunakan hak pilihnya pada 9 Desember mendatang.
Menurut Dosen FISIP Universitas Halu Oleo, Prof. Dr. Eka Suaib, debat menjadi salah satu formasi dalam menguji kualitas para pasangan calon.
Efek dari debat menurut sangatlah kuat, tidak jarang orang yang sudah memiliki pilihan sebelum debat akan mengganti pilihannya. Masyarakat akan lebih teliti dan bijak dalam memilih.
Hal itu diakui mahasiswa Universitas Pakuan Bogor, Fachri. Menurut dia, pikirannya menjadi terbuka saat menonton debat.
Senada dengan Fachri, Sri yang warga Bogor menyatakan debat membantunya memilih pasangan calon. (Ade Amalia Choerunisa)