MATA INDONESIA, RIYADH – Arab Saudi tampaknya akan mengikuti langkah empat negara Arab yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel, yakni Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko.
Ya, Arab Saudi dikabarkan siap melakukan normalisasi hubungan dengan Zionis Israel berdasarkan proposal inisiatif Arab 2002 untuk perdamaian.
Dalam sebuah wawancara dengan harian Arab News yang berbasis di Kota Riyadh, Perwakilan Permanen Kerajaan untuk PBB, Abdallah Al-Mouallimi mengatakan bahwa Arab Saudi berkomitmen pada Inisiatif Arab untuk perdamaian.
Gagasan tersebut menyerukan diakhirinya pendudukan Israel atas semua wilayah Arab yang diduduki tahun 1967 dan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya sebagai imbalan normalisasi hubungan dengan Israel.
“Posisi resmi dan terbaru Saudi adalah bahwa kami siap untuk menormalkan hubungan dengan Israel segera setelah Israel menerapkan elemen inisiatif perdamaian Saudi yang dipresentasikan pada tahun 2002,” kata Al-Mouallimi.
Al-Mouallimi menambahkan bahwa setelah menerapkan gagasan tersebut, Israel akan mendapat pengakuan, tidak hanya dari Arab Saudi tetapi seluruh dunia Muslim dan 57 negara dari Organisasi Kerjasama Islam.
“Waktu tidak berubah benar atau salah. Pendudukan Israel atas wilayah Palestina adalah salah tidak peduli berapa lama itu berlangsung,” sambungnya, melansir Anadolu Agency, Rabu, 15 Desember 2021.
Pada November, media Israel melaporkan bahwa delegasi dari sekitar 20 pemimpin Yahudi Amerika Serikat telah mengunjungi Arab Saudi dan bertemu dengan pejabat senior negara tersebut, termasuk setidaknya enam menteri pemerintah dan perwakilan senior dari rumah kerajaan Saudi.
Kunjungan tersebut merupakan upaya untuk meninjau kemungkinan membangun hubungan antara Arab Saudi dan Israel. Riyadh telah berulang kali menegaskan komitmennya terhadap parameter Arab untuk perdamaian dengan Israel yang diungkapkan dalam Inisiatif Arab.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel tahun 1967 dan menganeksasi seluruh kota tahun 1980 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Jika Arab Saudi benar-benar menormalisasi hubungan dengan Israel, maka bukan tak mungkin negara tersebut menuai berbagai kecaman, seperti yang dialami empat negara Arab sebelumnya.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei bahkan menegaskan bahwa negara-negara Arab yang memutuskan untuk melakukan normalisasi dengan Israel telah melakukan dosa.
“Beberapa pemerintah sayangnya telah membuat kesalahan – telah membuat kesalahan besar dan telah berdosa dalam menormalkan (hubungan mereka) dengan rezim Zionis yang merebut dan menindas,” kata Ayatollah Ali Khamenei, merujuk pada Israel, melansir Times of Israel (25/10).
“Ini adalah tindakan melawan persatuan Islam. Mereka harus kembali dari jalan ini dan menebus kesalahan besar ini,” sambung Khamenei.