MATA INDONESIA, MOSKOW – Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan untuk tidak mencampur vaksin Covid-19 dari produsen yang berbeda. Ia mengatakan bahwa hal tersebut dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
“Ini sedikit tren yang berbahaya. Ini akan menjadi situasi kacau di negara-negara jika warga mulai memutuskan kapan dan siapa yang akan mengambil dosis kedua, ketiga, dan keempat,” kata kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, melansir NDTV.
“Individu tidak boleh memutuskan sendiri, melainkan lembaga kesehatan masyarakat yang dapat menentukannya berdasarkan data yang tersedia. Data dari studi campuran dan kecocokan vaksin yang berbeda sedang ditunggu – imunogenisitas dan keamanan keduanya perlu dievaluasi,” sambungnya.
Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO tentang vaksin mengatakan pada Juni bahwa vaksin Pfizer Inc dapat digunakan sebagai dosis kedua setelah dosis awal AstraZeneca, jika yang terakhir tidak tersedia.
Uji klinis yang dipimpin oleh Universitas Oxford di Inggris sedang berlangsung untuk menyelidiki pencampuran rejimen vaksin AstraZeneca dan Pfizer. Uji coba baru-baru ini diperluas untuk memasukkan vaksin Moderna Inc dan Novavax Inc.