Melawan Lupa dengan Pesawat Kertas: Aksi Simbolik BEM Nusantara DIY Kritik Kriminalisasi dan Pelanggaran HAM

Baca Juga

Mata Indonesia, Yogyakarta – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara DIY menggelar aksi simbolik bertajuk “Revolusi Pesawat Kertas” di Alun-alun Kidul, Jumat 26 September 2025.

Aksi ini digelar untuk memperingati September Hitam sekaligus menegaskan bahwa sejarah kelam bangsa serta luka korban pelanggaran HAM tidak boleh dilupakan.

Rangkaian aksi diawali dengan orasi politik dan parade puisi yang menggugah kesadaran publik tentang buramnya wajah demokrasi di Indonesia.

Koordinator Daerah BEM Nusantara DIY, Mohammad Rafli Ilham, menegaskan bahwa revolusi pesawat kertas merupakan simbol harapan sekaligus keberanian mahasiswa dalam melawan ketidakadilan.

“Pesawat kertas tidak akan dibungkam, harapan rakyat tidak akan dilipat paksa. Setiap lipatan kertas adalah simbol perlawanan, dan setiap terbangnya adalah tanda kebangkitan! Revolusi pesawat kertas adalah revolusi kita semua,” tegasnya dalam orasinya.

Usai orasi, peserta melakukan tabur bunga dan menyalakan lilin sebagai penghormatan kepada korban pelanggaran HAM, menandai duka yang masih membekas hingga kini.

Puncak acara ditandai dengan pelepasan ratusan pesawat kertas ke langit malam.

Pesawat-pesawat itu sebelumnya ditulisi harapan, impian, serta kritik mahasiswa untuk bangsa dan negara.

Simbolisasi ini menggambarkan perlawanan terhadap penindasan dan pembungkaman suara rakyat.

Aksi kemudian ditutup dengan doa bersama serta pembacaan pernyataan sikap.

Rafli Ilham menjelaskan, dalam sikap resminya, BEM Nusantara DIY mengajukan enam tuntutan utama.

Pertama, menegakkan supremasi sipil atas seluruh kebijakan negara.

Kedua, mendesak Presiden RI membuktikan pernyataannya soal keterlibatan asing dan indikasi makar pada aksi Agustus 2025 melalui investigasi independen.

Ketiga mengusut tuntas kasus pelanggaran HAM, baik masa lalu maupun masa kini.

“Kami juga meminta aparat menghentikan praktik impunitas dan kriminalisasi terhadap rakyat yang menyuarakan kebenaran,” kata Rafli.

Kelima, mendorong pemerataan infrastruktur pendidikan di daerah 3T.

Keenam, meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga pendidik di seluruh Indonesia.

Rafli menambahkan, perjuangan mahasiswa bukan soal siapa yang mampu terbang paling tinggi atau paling jauh, melainkan tentang keberanian untuk terus melaju sesuai suara hati rakyat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

KUHAP Baru Perkuat Peran Advokat dan Modernisasi Sistem Peradilan Pidana Nasional

MataIndonesia, Jakarta – Ketua Umum Asosiasi Pengajar Hukum Pidana dan Kriminologi, Fachrizal Afandi, menilai hadirnya Kitab Undang-Undang Hukum Acara...
- Advertisement -

Baca berita yang ini