Mata Indonesia, Jakarta — Pemerintah melalui Program Makan Bergizi Gratis atau MBG terus menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat kualitas gizi dan kesehatan anak Indonesia. Program ini dipandang sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Di tengah tantangan ketahanan pangan dan isu stunting, MBG hadir bukan hanya sebagai penyedia makanan, tetapi sebagai investasi besar dalam menciptakan generasi unggul.
Data terbaru menunjukkan bahwa program MBG telah menjangkau lebih dari dua belas juta siswa di lebih dari sembilan puluh enam ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Pemerintah juga meluncurkan enam modul edukasi gizi sebagai bagian dari upaya memperluas pemahaman siswa dan sekolah mengenai pentingnya pola makan sehat. Langkah ini memastikan bahwa program berjalan tidak hanya pada aspek distribusi, tetapi juga pada penguatan literasi gizi melalui pendekatan pendidikan.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Gogot Suharwoto, mengungkapkan bahwa pendidikan tidak akan optimal apabila kesehatan dan konsentrasi siswa belum terpenuhi. Menurutnya, kecukupan gizi merupakan prasyarat bagi peningkatan kemampuan kognitif anak.
“Kita harus meluruskan pemahaman bersama. Program MBG bukan hanya program logistik atau program sosial. Ini adalah program strategis investasi sumber daya manusia,” tegas Gogot.
Pemerintah juga memperkuat integrasi MBG dengan kegiatan sekolah melalui edukasi gizi, pembiasaan hidup sehat, serta penguatan Usaha Kesehatan Sekolah. Pendekatan ini dirancang untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya menerima makanan bergizi, tetapi juga memahami manfaat dan prinsip gizi seimbang dari usia dini. Penguatan pola makan sehat sejak dini diyakini menjadi fondasi penting bagi pembangunan karakter dan daya saing generasi muda Indonesia.
Rektor UNUSA, Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA, IPU, ASEAN Eng, menegaskan bahwa sinergi antara lembaga pendidikan tinggi dengan program nasional seperti MBG akan mempercepat lahirnya ekosistem kesehatan dan pendidikan yang saling menguatkan.
“Program MBG ini, apa yang mungkin dianggap biasa oleh sebagian orang, justru merupakan sesuatu yang luar biasa bagi banyak masyarakat. Dan dalam konteks ini, mahasiswa gizi punya peran yang sangat besar dalam menyiapkan generasi sehat,” ujar Prof. Triyogi.
Kepala SPPG Cerme, Erna Dwi Murtasiyah, S Gz, menyampaikan bahwa MBG bukan sekadar kegiatan memberikan makanan kepada siswa, tetapi juga memastikan kualitas nutrisi, kebersihan, dan pengawasan yang memadai agar hasilnya benar benar dirasakan oleh anak anak. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, pemerintah daerah, dan masyarakat agar program dapat berjalan maksimal.
“Pengawas program MBG memang harus seorang ahli gizi. Peran mereka sangat fundamental dan tidak bisa digantikan profesi lain,” tegas Erna.
Dengan berbagai langkah strategis ini, MBG semakin menegaskan posisinya sebagai program unggulan dalam pembangunan manusia Indonesia. Pemerintah berkomitmen menjadikan anak Indonesia sebagai generasi yang sehat, kuat, cerdas, dan siap bersaing di tingkat global.
Melalui kebijakan ini, pemerintah kembali membuktikan kesungguhan dalam membangun fondasi masa depan bangsa. MBG adalah bukti nyata bahwa negara hadir untuk memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan terbaik untuk tumbuh dan belajar dalam kondisi yang sehat dan bergizi. Pemerintah optimistis program ini akan menjadi pilar penting dalam mewujudkan Generasi Emas Indonesia.
