Masih Ada 108 Ribu Orang yang Belum Divaksin, BIN Percepat Vaksinasi di Gunungkidul

Baca Juga

MATA INDONESIA, GUNUNGKIDUL – Badan Intelejen Negara (BIN) Daerah Istimewa Yogyakarta atau Binda DIY terus menggencarkan vaksinasi di wilayah-wilayah yang belum tersentuh vaksinasi. Salah satunya di wilayah Gunungkidul.

Menurut data capaian vaksinasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, vaksinasi dosis 1 sebanyak 81,86 persen. Artinya masih terdapat sekitar 18,14 persen atau 108 ribu warga sasaran yang belum tervaksin.

Menurut Perwakilan Binda DIY Eko Susilo, merujuk hasil penelusuran BIN di Kapanewon Patuk masih sekitar 67 persen dan menjadi wilayah terendah kedua untuk vaksinasi, setelah Gedangsari 66 persen. Untuk itu, hari ini Binda DIY menggelar vaksinasi massal di kawasan Heha Sky View Kapanewon Patuk.

“Kapanewon Patuk Gunungkidul, menjadi sasaran BIN bekerjasama Dinkes dalam penyisiran wilayah rendah vaksinasi setelah Wonosari yang menjadi episentrum mobilitas warga Gunungkidul,” katanya, Rabu 24 November 2021.

Penewu Patuk Imam Santoso menyatakan bahwa pihaknya bekerjasama dengan BIN dan Dinkes melakukan kegiatan percepatan vaksinasi bagi masyarakat.

“Sebelumnya kami sudah rapat dengan seluruh Lurah, Gugus Tugas, Polsek, Koramil, dan seluruh Kader Kesehatan,” ujarnya.

Sementara Kepala Dinkes Gunungkidul dr Dewi Irawati menuturkanbahwa sekitar 20 persen warga yang belum divaksinasi ini di antaranya lansia serta ada yang mengalami kendala teknis di lapangan.

“Upaya untuk vaksinasi terus dilakukan dinkes bersama puskesmas termasuk BIN. Melakukan penyisiran wilayah mana saja yang belum tersasar vaksinasi. Harapannya melalui kerjasama dan koordinasi dengan berbagai pihak, capaian vaksinasi di Gunungkidul akan semakin meningkat,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini